KONTROVERSI BUTA AKSARA
STUDI KASUS
Oleh :
AINUR RASYID (100210402087)
Program Studi Pendidikan. Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
Oktober 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah studi kasus yang berjudul “Kontroversi Buta Aksara”. Tugas karya ilmiah studi kasus ini disusun untuk memenuhi tugas Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MABA)
Penyelesaian karya ilmiah studi kasus ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Panitia Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MABA).
2. Pemateri Sifat Kritis
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penyusun juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tugas karya ilmiah studi kasus ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, 05 Oktober 2010.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingginya angka Buta Aksara di Jember akhirnya menimbulkan perdebatan (kontroversi) di kalangan masyarakat. Pasalnya, beberapa bulan lalu Bupati M.Z.A Djalal telah mengemukakan bahwa di Jember telah bebas buta aksara seratus persen. Sekali lagi, seratus persen.
Pernyataan berikut Bupati Djalal kala itu memang sempat mengundang kekaguman, sekaligus kegalauan masyarakat. Kagum karena (jika benar) bahwa Jember bebas buta huruf seratus persen. Berarti tidak seorang pun di Jember warganya yang tidak bisa baca tulis.
Namun menjadi galau (ragu-ragu) apa benar dua juta lebih warga Jember bisa baca tulis semua. Padahal, jika kita mau jujur masih dijumpai satu, dua, bahkan ribuan warga yang masih Buta Huruf. Paling tidak kalangan warga lanjut usia (lansia), terutama yang tinggal di pelosok desa.
Mengapa Pemkab Jember saat itu berani mematok angka seratus persen bukan sembilan puluh persen koma sekian, misalnya. Seandainya Saat itu Pemkab menyebut angka di bawah seratus persen mungkin hampir semua warga masyarakat bisa memahami. Bahkan seandainya menyebut angka di atas 60 persen saja masyarakat masih bisa maklum.
Kini, fakta berbunyi sebaliknya. Berdasarkan data Kementrian Pendidikan Nasional bahwa angka Buta Aksara di Jember masih mencapai 203 ribu orang. Ini dinilai termasuk tertinggi di Jawa Timur, bahkan secara Nasional. Padahal bulan Mei lalu, Jember berhasil meraih Widya Krama, penghargaan pemberantasan Buta Aksara bergengsi dari Kemendiknas.
Dibanding jumlah penduduk yang mencapai 2,3 juta orang, angka 203 ribu penyandang Buta Aksara memang relatif kecil. Yakni hanya sekitar sepuluh persen saja. Karena itu, seandainya saat Pemkab menyebut angka di bawah seratus persen saja, mungkin tak akan menimbulkan kontroversi akurasi data penyandang Buta Aksara di Jember.
Meski demikian kita perlu apriori, apalagi menyalahkan Pemkab, khususnya Dinas Pendidikan. Sebab, upaya untuk memberantas Buta Aksara di Jember telah dilakukan sangat maksimal. Termasuk mengerahkan segenap elemen masyarakat, melalui jajaran TNI, Polri, Perguruan Tinggi, hingga Tokoh Masyarakat. Hasilnya, memang luar biasa. Paling tidak, tingkat pemberantasan Buta Aksara di Jember mencapai 90 persen lebih.
Kita berharap agar dalam melaksanakan program yang menyangkut peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) hendaknya tidak berdasarkan target dan main klaim. Sebab, ukuran kebrhasilannya sangat relatif, tidak matematis. Lebih-lebih dalam mengejar target tersebut, semata untuk mengaharapkan sebuah penghargaan misalnya.
B. Rumusan Masalah
• Bagaimana persepsi penyusun tentang kontroversi tersebut?
• Bagaimana langkah-langkah yang tepat untuk memberantas Buta Aksara?
• Lebih akurat manakah data dari Pemkab Jember atau Kemendiknas?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
• Mengetahui tentang kebenaran kontroversi Buta Aksara
• Membina diri untuk mempunyai sifat kritis
• Mengetahui langkah-langkah pemberantasan Buta Aksara
BAB II
PEMBAHASAN
Persepsi penyusun tentang kontroversi Buta Aksara di Kabupaten Jember ini adalah salah satu akibat dari salah komunikasi (miss communication) dari lembaga pemerintah yang ada di Jember. Kontroversi ini tidak akan muncul jikalau seluruh lembaga bekerja sama untuk memberantas Buta Aksara yang ada di Jember.. penyusun yakin Bupati Djalal mengeluarkan komentar bahwa Jember telah terbebas dari buta aksara atas dasar beberapa bukti yang ada. begitu juga dengan Kemendiknas.
Bagaimana langkah tepat untuk memberantas penyakit suatu daerah salah satunya Buta Aksara yaitu dengan kerja sama antar lembaga pemerintahan yang ada di Jember. Karena dengan kerja sama ditambah kerja yang profesional akan menghasilkan hasil yang memaskan.
Lalu data manakah yang lebih akurat?. tentunya data yang dihasilkan dari kerja sama. Karena dengan hasil kerja sama semua lembaga pemerintahan yang ada di Kabupaten Jember akan tahu hasil yang sebenarnya terjadi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ternyata Buta Aksara yang terjadi di Kabupaten Jember adalah terjadinya salah komunikasi antar lembaga pemerintahan yang ada di Kabupaten Jember. Andaikan seluruh lembaga yang ada di Kabupaten Jember bekerja sama maka akan menghasilkan data yang memuaskan.
B. SARAN
Saran penyusun hanyalah mengharap kepada seluruh pemerintahan yang ada di Kabupaten Jember. Dengan kerja sama hidup ini menjadi lebih menarik dan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Rabu, 13 Oktober 2010
fonem dan unsur fonem
Contoh Fonem dan Unsur-Unsurnya
1.Fonem:
Fonem /a/
Aku
Fonem /b/
Buku
Fonem/c
Cacing
Fonem /d/
Dahulu
Fonem/e/
etalase
Fonem /f/
Fakir
Fonem /g/
Garpu
Fonem /h/
Harta
Fonem/i/
Induk
Fonem/j/
Jala
Fonem/k/
Kala
Fonem/l/
Lupa
Fonem/m/
Manis
Fonem/n/
Nanas
Fonem/o/
Toko
Fonem/p/
Pulau
Fonem/q/
Al – quran
Fonem /r/
Rupa
Fonem/s/
Satu
Fonem/t/
Tuli
Fonem /u/
Ulet
Fonem /v/
Vas
Fonem/w/
Waktu
Fonem/x/
x-ray
Fonem /y/
Yatim
Fonem/z/
Zat
2.Unsur -Unsur Fonem
a. vokal
-a
Contoh: aladin
-i
Ikan
-u
Ulat
-e
Elang
-o
Obat
b. konsonan
-b
Buku
-c
Cicak
-d
Duku
-f
Fitrah
-g
Gentar
-h
Hiu
-j
Jala
-k
Kali
-l
Liar
-m
Minat
-n
Nestapa
-p
Pintu
-q
Qur’an
-r
Rasa
-s
Sabtu
-t
Telaah
-v
Vas
-w
Waras
-x
x-ray
-y
Toga
-z
Zebra
c. Diftong
vokal rangkap: [ai],[au] dan [oi]
contoh:
Sengau, risau, amboi, galau , sungai, danau, andai, pantai,landai, cindai, dawai, halau, gontai, kutai, koboi, pisau, lunglai, muai, mulai, ngarai, lihai, pawai, ranjau, ramai, rinai, badai, sakau, silau, semai, siomai, sampai, parau, sangria, tungkai, tinjau, tirai , tupai, untai, umbai cacing, usai, selesai, , memadai, pantau, lalai, pakai, pukau, tembakau, macao, bangkai, tungkai, cerai, berai, bingkai, lerai, bertikai, urai, hirau, bantai, rantai, harimau, helai, memidai, selai, gadai, rantau, balai, derail, tirai, jangkau, kicau, kucai, gemulai, cukai, intai, aduhai, limau, abai, tikai, dalai, sebagai
d. Deret Vokal
Kumpulan 2 vokal yang berdampingan namun dapat dipisahkan
Contoh:
Giat, uang, ruang, diam, suap, hiu, maut, siluet, dua, gua, juang, buang, liat, jauh, setia, ksatria, semua, buai, maaf, saat, jauh, sua, biar, liar, tua, buah, niat, ria, riak, tiup, haus, baut, raut, jua, mual, muat, sebagia, bagian, gaung, gaun, beruang, tipuan, naas, kian, kain, buat, soal, bual, puasa, luasa, kuasa, kuas, bias, luas, ruas, saus, tuas, paus, kaos, siar, jail manfaat, buana, dunia, kualat, suatu, seorang, seekor walau, wahai, kalau, halau, kilau, juntai, tunai , angpao, damai, pandai, kau, engkau, santai, buai, belai, lantai, siaga, taat, biara, rias, hias, liang, tiang, niaga, pualam ,duafa, piatu, nuansa, semua, neon, tabloid, pria, hadiah, akui, mulia, suara, daur, raib, tiarap,kaisar, riuh, naung, telaah, ceria, serius, juara, raih, biasa, kuliah, seolah, tuang, miniature, zodiak.
e.Gugus Konsonan
2 konsonan atau lebih yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan
Contoh:
Praja, praktek , prabu, pramuka, pria, prima, kritik, sekretaris, tanggapan, blender, granat, kroket, tradisional, tragedi, brandal, brankas, traktir, trauma, drama, plastik, kronis, klinik, transaksi, transportasi, singkat, kronologi, distribusi, produksi, klimkas, tabloid, prinsip, krupuk , prajurit, pribadi, privasi, sastrawan, stupa, syarat, syaitan, tanggal, problema, brutal, ekstrim, prima, standar, prosedur, produk, senyum , bunga, klasik, ilustrasi, justru, spontan
f. Deret Konsonan
2 konsonan atau lebih yang berderet namun dapat dipisahkan
Contoh:
Tumbuk, tumpuk, handuk, loncat, lonjak, mampir, pangku, pintu, cermin, kursi, serambi, praktek, kerdil, lincah, lancip. Lembut , runcing, sempit, bahtera, sombong , kertas, sumbang, gumpal, asrama, semrawut, informasi, mantap,b angga , mandor, basket, standar, gengsi, ponsel. Karakter, lengkap, sambil, pernah, bantu, naksir, simpul, kembang, harga, terserah, bundar, kumpul, pindah, pinjam , henti, panjang, rambut, gambar, sabtu, pantas, sempat , karma, antre, stasiun, klasik, ilustrasi, spontan, bongkar, tuntas, senyum , bunga, rindang , tampak, sumpah, pasti, pandang, bentang, mundur, impas, koneksi, kasta, ungkit, plastik, kampus, bersit, anjur, tanpa, hendak, sebentar, bahwa, kombinasi, lampu, intuisi, cerpen.
g. Alofon
Variasi fonem yang tidak membedakan makna
a. Alofon vokal
- Alofon fonem /i/, yaitu
[i] jika terdapat pada suku kata terbuka. Misalnya, [bibi]à /bibi/
[I] jika terdapat pada suku kata tertutup. Misalnya, [karIb]à /karib/
[Iy] palatalisasi jika diikuti oleh vokal [aou].à [kiyos]à /kios/
[ϊ] nasalisasi jika diikuti oleh nasal. [ϊndah]à /indah/
- Alofon fonem /ε/, yaitu
[e] jika terdapat pada suku kata terbuka dan tidak diikuti oleh suku kata yang
mengandung alofon [ε]. Misalnya, [sore]à /sore/
[ε] jika terdapat pada tempat-tempat lain. Misalnya [pesta]
[¶] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka. [p¶ta]à/peta/
[¶] jika terdapat pada posisi suku kata tertutup. [sent¶r]à/senter/
- Alofon fonem /o/, yaitu
[o] jika terdapat pada suku kata akhir terbuka. [soto]à/soto/
[É] jika terdapat pada posisi lain. [jeblÉs]à/jeblos/
- Alofon fonem /a/, yaitu
[a] jika terdapat pada semua posisi suku kata.
[aku]à/aku, [sabtu]à/sabtu/
- Alofon fonem /u/, yaitu
[u] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka.
[aku]à/aku/, [buka]à/buka/
[U] jika terdapat pada suku kata tertutup.
[ampUn]à/ampun/, [kumpul]à/kumpul/
[uw] labialisasi jika diikuti oleh[I,e,a].
[buwih]à/buih/, [kuwe]à/kue/
b. Alofon konsonan
- fonem /p/
[p] bunyi lepas jika diikuti vokal.
[pipi]à/pipi/, [sapi]à/sapi/
[p>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup.
[atap>]à/atap/, [balap>]à/balap/, ratap
[b] bunyi lepas jika diikuti oleh vocal.
[babi]à/babi/, [babu]à/babu/
[p>] bunyi taklepas jika terdapat pada suku kata tertutup, namun berubah lagi menjadi [b] jika diikuti lagi vokal.
[adap>]à/adab/, [jawap>]à/jawab/, biadab.
- Fonem /t/
[t] bunyi lepas jika diikutu oleh vokal.
[tanam]à/tanam/, [tusuk]à/tusuk/
[t>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup.
[lompat>]à/lompat/,[sakit>]à/sakit/
[d] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[duta]à/duta/, [dadu]à/dadu/
[t>] bunyi hambat-dental-tak bersuara dan tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup atau pada akhir kata.
[abat>]à/abad/,[murtat>]à/murtad/, maksud.
- Fonem /k/
[k] bunyi lepas jika terdapat pada awal suku kata.
[kala]à/kala/, [kelam]à/kelam/
[k>] bunyi tak lepas jika tedapat pada tengah kata dan diikuti konsonan lain.
[pak>sa]à/paksa/, [sik>sa]à/siksa/
[?] bunyi hambat glottal jika terdapat pada akhir kata.
[tida?]à/tidak/, [ana?]à/anak/
- Fonem /g/
[g] bunyi lepas jika diikuti glottal.
[gagah]à/gagah/, [gula]à/gula/, gajah, gula
[k>] bunyi hambat-velar-tak bersuara dan lepas jika terdapat di akhir kata.
[beduk>]à/bedug/,[gudek>]à/gudeg/
- Fonem /c/
[c] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[cari]à/cari/, [cacing]à/cacing/
Contoh yang lain: cermin, cahaya, cicak.
- Fonem /j/
[j] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[juga]à/juga/, [jadi]à/jadi/, jika.
- Fonem /f/
[j] jika terdapat pada posisi sebelum dan sesudah vocal.
[fakir]à/fakir/, [fitri]à/fitri/, firasat
- Fonem /p/
[p] bunyi konsonan hambat-bilabial-tak bersuara
[piker]à/piker/, [hapal]à/hapal/
- Fonem /z/
[z] [zat]à/zat/, [izin]-à/izin/
- Fonem /š/
[š] umumnya terdapat di awal dan akhir kata
[šarat]à/syarat/, [araš]à/arasy/, masyarakat.
- Fonem /x/
[x] berada di awal dan akhir suku kata.
[xas]à/khas/, [xusus]à/khusus/
- Fonem /h/
[h] bunyi tak bersuara jika terdapat di awal dan akhir suku kata.
hasil]à/hasil, [hujan]à/hujan/
[H] jika berada di tengah kata
[taHu]à/tahu/, [laHan]à/lahan/
Fonem /m/
[m] berada di awal dan akhir suku kata
[masuk]à/masuk/, [makan]à/makan/
- Fonem /n/
[n] berada di awal dan akhir suku kata.
[nakal]à/nakal/, [nasib]à/nasib/
- Fonem /ň/
[ň] berada di awal suku kata
[baňak]à/banyak/, [buňi]à/bunyi/, minyak
- Fonem /Ƞ/
[Ƞ] berada di awal dan akhir suku kata.
[Ƞarai]à/ngarai/, [paȠkal]à/pangkal/
Contoh yang lain :
Tungkai, ngilu, sungai
- Fonem /r/
[r] berada di awal dan akhir suku kata, kadang-kadang bervariasi dengan bunyi getar uvular [R].
[raja] atau [Raja]à/raja/, [karya] atau [kaRya]à/karya/
- Fonem /l/
[l] berada di awal dan akhir suku kata.
[lama]à/lama/, [palsu]à/palsu/
- Fonem /w/
[w] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada
akhir suku kata.
waktu]à/waktu/, [wujud]à/wujud/
- Fonem /y/
[y] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada
akhir suku kata.
[santay]à/santai/, [ramai]à/ramai/
Contoh yang lain:
Lantai, buai, belai, cukai
FONEM DAN UNSUR-UNSURNYA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fonologi Bahasa Indonesia yang dibina oleh :
Bambang Edi Purnomo, S.Pd.
MAKALAH
Oleh :
Kelompok 6 dan Kelompok 9
Ainur Rasyid (100210402087)
Muhamad Tajudin (100210402086)
Mei Suliasih (100210402078)
Hani Nur Fariqoh (100210402085)
Fatmawati (100210402079)
Ika Arif wulandari (100210402080)
Program Studi Pendidikan. Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
Oktober 2010
1.Fonem:
Fonem /a/
Aku
Fonem /b/
Buku
Fonem/c
Cacing
Fonem /d/
Dahulu
Fonem/e/
etalase
Fonem /f/
Fakir
Fonem /g/
Garpu
Fonem /h/
Harta
Fonem/i/
Induk
Fonem/j/
Jala
Fonem/k/
Kala
Fonem/l/
Lupa
Fonem/m/
Manis
Fonem/n/
Nanas
Fonem/o/
Toko
Fonem/p/
Pulau
Fonem/q/
Al – quran
Fonem /r/
Rupa
Fonem/s/
Satu
Fonem/t/
Tuli
Fonem /u/
Ulet
Fonem /v/
Vas
Fonem/w/
Waktu
Fonem/x/
x-ray
Fonem /y/
Yatim
Fonem/z/
Zat
2.Unsur -Unsur Fonem
a. vokal
-a
Contoh: aladin
-i
Ikan
-u
Ulat
-e
Elang
-o
Obat
b. konsonan
-b
Buku
-c
Cicak
-d
Duku
-f
Fitrah
-g
Gentar
-h
Hiu
-j
Jala
-k
Kali
-l
Liar
-m
Minat
-n
Nestapa
-p
Pintu
-q
Qur’an
-r
Rasa
-s
Sabtu
-t
Telaah
-v
Vas
-w
Waras
-x
x-ray
-y
Toga
-z
Zebra
c. Diftong
vokal rangkap: [ai],[au] dan [oi]
contoh:
Sengau, risau, amboi, galau , sungai, danau, andai, pantai,landai, cindai, dawai, halau, gontai, kutai, koboi, pisau, lunglai, muai, mulai, ngarai, lihai, pawai, ranjau, ramai, rinai, badai, sakau, silau, semai, siomai, sampai, parau, sangria, tungkai, tinjau, tirai , tupai, untai, umbai cacing, usai, selesai, , memadai, pantau, lalai, pakai, pukau, tembakau, macao, bangkai, tungkai, cerai, berai, bingkai, lerai, bertikai, urai, hirau, bantai, rantai, harimau, helai, memidai, selai, gadai, rantau, balai, derail, tirai, jangkau, kicau, kucai, gemulai, cukai, intai, aduhai, limau, abai, tikai, dalai, sebagai
d. Deret Vokal
Kumpulan 2 vokal yang berdampingan namun dapat dipisahkan
Contoh:
Giat, uang, ruang, diam, suap, hiu, maut, siluet, dua, gua, juang, buang, liat, jauh, setia, ksatria, semua, buai, maaf, saat, jauh, sua, biar, liar, tua, buah, niat, ria, riak, tiup, haus, baut, raut, jua, mual, muat, sebagia, bagian, gaung, gaun, beruang, tipuan, naas, kian, kain, buat, soal, bual, puasa, luasa, kuasa, kuas, bias, luas, ruas, saus, tuas, paus, kaos, siar, jail manfaat, buana, dunia, kualat, suatu, seorang, seekor walau, wahai, kalau, halau, kilau, juntai, tunai , angpao, damai, pandai, kau, engkau, santai, buai, belai, lantai, siaga, taat, biara, rias, hias, liang, tiang, niaga, pualam ,duafa, piatu, nuansa, semua, neon, tabloid, pria, hadiah, akui, mulia, suara, daur, raib, tiarap,kaisar, riuh, naung, telaah, ceria, serius, juara, raih, biasa, kuliah, seolah, tuang, miniature, zodiak.
e.Gugus Konsonan
2 konsonan atau lebih yang menjadi satu kesatuan tak terpisahkan
Contoh:
Praja, praktek , prabu, pramuka, pria, prima, kritik, sekretaris, tanggapan, blender, granat, kroket, tradisional, tragedi, brandal, brankas, traktir, trauma, drama, plastik, kronis, klinik, transaksi, transportasi, singkat, kronologi, distribusi, produksi, klimkas, tabloid, prinsip, krupuk , prajurit, pribadi, privasi, sastrawan, stupa, syarat, syaitan, tanggal, problema, brutal, ekstrim, prima, standar, prosedur, produk, senyum , bunga, klasik, ilustrasi, justru, spontan
f. Deret Konsonan
2 konsonan atau lebih yang berderet namun dapat dipisahkan
Contoh:
Tumbuk, tumpuk, handuk, loncat, lonjak, mampir, pangku, pintu, cermin, kursi, serambi, praktek, kerdil, lincah, lancip. Lembut , runcing, sempit, bahtera, sombong , kertas, sumbang, gumpal, asrama, semrawut, informasi, mantap,b angga , mandor, basket, standar, gengsi, ponsel. Karakter, lengkap, sambil, pernah, bantu, naksir, simpul, kembang, harga, terserah, bundar, kumpul, pindah, pinjam , henti, panjang, rambut, gambar, sabtu, pantas, sempat , karma, antre, stasiun, klasik, ilustrasi, spontan, bongkar, tuntas, senyum , bunga, rindang , tampak, sumpah, pasti, pandang, bentang, mundur, impas, koneksi, kasta, ungkit, plastik, kampus, bersit, anjur, tanpa, hendak, sebentar, bahwa, kombinasi, lampu, intuisi, cerpen.
g. Alofon
Variasi fonem yang tidak membedakan makna
a. Alofon vokal
- Alofon fonem /i/, yaitu
[i] jika terdapat pada suku kata terbuka. Misalnya, [bibi]à /bibi/
[I] jika terdapat pada suku kata tertutup. Misalnya, [karIb]à /karib/
[Iy] palatalisasi jika diikuti oleh vokal [aou].à [kiyos]à /kios/
[ϊ] nasalisasi jika diikuti oleh nasal. [ϊndah]à /indah/
- Alofon fonem /ε/, yaitu
[e] jika terdapat pada suku kata terbuka dan tidak diikuti oleh suku kata yang
mengandung alofon [ε]. Misalnya, [sore]à /sore/
[ε] jika terdapat pada tempat-tempat lain. Misalnya [pesta]
[¶] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka. [p¶ta]à/peta/
[¶] jika terdapat pada posisi suku kata tertutup. [sent¶r]à/senter/
- Alofon fonem /o/, yaitu
[o] jika terdapat pada suku kata akhir terbuka. [soto]à/soto/
[É] jika terdapat pada posisi lain. [jeblÉs]à/jeblos/
- Alofon fonem /a/, yaitu
[a] jika terdapat pada semua posisi suku kata.
[aku]à/aku, [sabtu]à/sabtu/
- Alofon fonem /u/, yaitu
[u] jika terdapat pada posisi suku kata terbuka.
[aku]à/aku/, [buka]à/buka/
[U] jika terdapat pada suku kata tertutup.
[ampUn]à/ampun/, [kumpul]à/kumpul/
[uw] labialisasi jika diikuti oleh[I,e,a].
[buwih]à/buih/, [kuwe]à/kue/
b. Alofon konsonan
- fonem /p/
[p] bunyi lepas jika diikuti vokal.
[pipi]à/pipi/, [sapi]à/sapi/
[p>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup.
[atap>]à/atap/, [balap>]à/balap/, ratap
[b] bunyi lepas jika diikuti oleh vocal.
[babi]à/babi/, [babu]à/babu/
[p>] bunyi taklepas jika terdapat pada suku kata tertutup, namun berubah lagi menjadi [b] jika diikuti lagi vokal.
[adap>]à/adab/, [jawap>]à/jawab/, biadab.
- Fonem /t/
[t] bunyi lepas jika diikutu oleh vokal.
[tanam]à/tanam/, [tusuk]à/tusuk/
[t>] bunyi tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup.
[lompat>]à/lompat/,[sakit>]à/sakit/
[d] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[duta]à/duta/, [dadu]à/dadu/
[t>] bunyi hambat-dental-tak bersuara dan tak lepas jika terdapat pada suku kata tertutup atau pada akhir kata.
[abat>]à/abad/,[murtat>]à/murtad/, maksud.
- Fonem /k/
[k] bunyi lepas jika terdapat pada awal suku kata.
[kala]à/kala/, [kelam]à/kelam/
[k>] bunyi tak lepas jika tedapat pada tengah kata dan diikuti konsonan lain.
[pak>sa]à/paksa/, [sik>sa]à/siksa/
[?] bunyi hambat glottal jika terdapat pada akhir kata.
[tida?]à/tidak/, [ana?]à/anak/
- Fonem /g/
[g] bunyi lepas jika diikuti glottal.
[gagah]à/gagah/, [gula]à/gula/, gajah, gula
[k>] bunyi hambat-velar-tak bersuara dan lepas jika terdapat di akhir kata.
[beduk>]à/bedug/,[gudek>]à/gudeg/
- Fonem /c/
[c] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[cari]à/cari/, [cacing]à/cacing/
Contoh yang lain: cermin, cahaya, cicak.
- Fonem /j/
[j] bunyi lepas jika diikuti vocal.
[juga]à/juga/, [jadi]à/jadi/, jika.
- Fonem /f/
[j] jika terdapat pada posisi sebelum dan sesudah vocal.
[fakir]à/fakir/, [fitri]à/fitri/, firasat
- Fonem /p/
[p] bunyi konsonan hambat-bilabial-tak bersuara
[piker]à/piker/, [hapal]à/hapal/
- Fonem /z/
[z] [zat]à/zat/, [izin]-à/izin/
- Fonem /š/
[š] umumnya terdapat di awal dan akhir kata
[šarat]à/syarat/, [araš]à/arasy/, masyarakat.
- Fonem /x/
[x] berada di awal dan akhir suku kata.
[xas]à/khas/, [xusus]à/khusus/
- Fonem /h/
[h] bunyi tak bersuara jika terdapat di awal dan akhir suku kata.
hasil]à/hasil, [hujan]à/hujan/
[H] jika berada di tengah kata
[taHu]à/tahu/, [laHan]à/lahan/
Fonem /m/
[m] berada di awal dan akhir suku kata
[masuk]à/masuk/, [makan]à/makan/
- Fonem /n/
[n] berada di awal dan akhir suku kata.
[nakal]à/nakal/, [nasib]à/nasib/
- Fonem /ň/
[ň] berada di awal suku kata
[baňak]à/banyak/, [buňi]à/bunyi/, minyak
- Fonem /Ƞ/
[Ƞ] berada di awal dan akhir suku kata.
[Ƞarai]à/ngarai/, [paȠkal]à/pangkal/
Contoh yang lain :
Tungkai, ngilu, sungai
- Fonem /r/
[r] berada di awal dan akhir suku kata, kadang-kadang bervariasi dengan bunyi getar uvular [R].
[raja] atau [Raja]à/raja/, [karya] atau [kaRya]à/karya/
- Fonem /l/
[l] berada di awal dan akhir suku kata.
[lama]à/lama/, [palsu]à/palsu/
- Fonem /w/
[w] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada
akhir suku kata.
waktu]à/waktu/, [wujud]à/wujud/
- Fonem /y/
[y] merupakan konsonan jika terdapat di awal suku kata dan semi vocal pada
akhir suku kata.
[santay]à/santai/, [ramai]à/ramai/
Contoh yang lain:
Lantai, buai, belai, cukai
FONEM DAN UNSUR-UNSURNYA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fonologi Bahasa Indonesia yang dibina oleh :
Bambang Edi Purnomo, S.Pd.
MAKALAH
Oleh :
Kelompok 6 dan Kelompok 9
Ainur Rasyid (100210402087)
Muhamad Tajudin (100210402086)
Mei Suliasih (100210402078)
Hani Nur Fariqoh (100210402085)
Fatmawati (100210402079)
Ika Arif wulandari (100210402080)
Program Studi Pendidikan. Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
Oktober 2010
Jumat, 01 Oktober 2010
AKHLAQ
AKHLAQ
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang dibina oleh :
Dra. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I
MAKALAH
Oleh :
Ainur Rasyid (100210402087)
Nur Hafidoh (100803101002)
Husnul Khotimah (100803101011)
Nency Yella Tragindi (100810101022)
Agung Tri D. (100210402099)
Lely Agustin (100810101021)
Universits Jember
Oktober 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Akhlaq”. Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang dibina oleh Dra. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Muqni’ah selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidkan Agama Islam.
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penyusun juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tugas makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, 1 Oktober 2010.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
- Pendahuluan 1
- A. Latar Belakang 1
- B. Rumusan Masalah 1
- C. Tujuan dan Manfaat 2
BAB II 3
- Isi 3
- A. Jenis-Jenis Akhlaq 3
- B. Mengembangkan Perilaku Adil, Sabar,
Syukur, dan Pemaaf dalam pergaulan. 12
- C. Faktor-faktor yang Membentuk dan
yang Mempengaruhi Akhlaq Manusia 16
BAB III 19
- Penutup 19
- A. Kesimpulan 19
- B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia berkahlaq. Setiap manusia di dunia pasti mempunyai akhlaq. Namun tidak setiap manusia berakhlaq mulia. Seiring dengan perkembangan zaman akhlaq manusia bertambah jelek dan sering melakukan maksiat yang melanggar aturan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia telah banyak lupa kepada Sang Pencipta-Nya. Karena manusia dengan akhlaq yang tidak diridhoi Allah membuat dunia semakin tidak tentram, pertengkaran dan pertikaian dimana-mana.
Sudah saatnya manusia untuk berubah dari buruk menjadi baik dengan bertaqwa, yaitu mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Saling menghormati sesama manusia juga sangat diperlukan dalam kehdupan sehari-hari. Dengan menghormati, dunia ini akan semakin tentram. Tidak akan ada pertikaian dan peperangan antar negara, manusia, dan agama jika seluruh manusia saling menghormati satu sama lain.
Karena itu, dengan makalah ini marilah kita bersama-sama untuk menjalankan segala perintah-nya dan menjauhi segala larangannya. Makalah yang berjudul akhlaq membahas tentang jenis akhlaqul karimah (baik) untuk kita amalkan di dalam setiap kehidupan manusia dan akhlaq yang tercela untuk dijadikan peringatan bagi setiap manusia.
B. Rumusan Masalah
• Berapakah jenis-jenis akhlaq?
• Apa pengertian akhlaq mahmudah dan akhlaq mdzmumah?
• Apa pengertian adil, syabar, syukur, dan pemaaf dan implementasinya dalam kehidupan manusia?
• Apa saja faktor yang membentuk dan mempengaruhi akhlaq?
C. Tujuan dan manfaat
• Untuk mengetahui jenis-jenis akhlaq
• Untuk mengetahui dan mengamalkan akhlaqul karimah dan menjauhi akhlaq madzmumah
• Mengetahui penerapan adil, sabar, syukur, dan pemaaf.
• Mengetahui faktor yang membentuk dan mempengaruhi akhlaq.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Akhlaq
Akhlaq dibagi menjadi dua bagian, Akhlaq Mahmudah (Akhlaq Terpuji) dan Akhlaq Madzmumah (Akhlaq Tercela). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
a) Akhlaq Mahmudah
Akhlaq mahmudah adalah akhlaq yang terpuji. Akhlaq mahmudah dibagi menjadi lima bagian : Akhlaq yang berhubungan dengan Allah, Akhlaq diri sendiri, Akhlaq terhadap keluarga, Akhlaq terhadap masyarakat, Akhlaq terhadap alam.
a. Akhlaq yang berhubungan dengan Allah.
• Mentauhidkan Allah
• Taqwa, yaitu Menjalankan segala perintah Allah dan Menjauhi segala larangan-Nya.
Firman Allah SWT :
••
• •
Artinya :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(Q.S. An-Nisa: 1)
• Berdo’a
• Dzikrullah
• Tawakkal, yaitu berserah diri kepada Allah.
Firman Allah SWT :
•
Artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
(Q.S. Ali Imron: 159)
b. Akhlaq diri sendiri.
• Sabar
• Syukur
• Tawadhu’, yaitu sifat rendah hati atau tidak sombong.
Firman Allah SWT :
•• • •
• •
Artinya :
“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(Q.S. Luqman: 18)
• Iffah, yaitu menahan diri dari melakukan hal yang terlarang
• Hilmun, yaitu menahan diri dari marah
• Amanah atau jujur
• Syaja’ah, yaitu berani karena benar
• Kana’ah, yaitu merasa cukup dengan apa yang ada.
c. Akhlaq terhadap keluarga.
• Birrul Walidain, yaitu berbakti kepada orang tua.
Firman Allah SWT :
• •
Artinya :
“sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabildan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”
(Q.S. An-Nisa’: 36)
• Adil terhadap saudara
• Membina dan mendidik keluarga
• Memelihara keturunan
d. Akhlaq terhadap masyarakat.
• Ukhuwah atau persaudaraan
• Ta’awun atau tolong menolong
Firman Allah SWT :
•
•
•
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”
(Q.S. Al-Maidah: 2)
• Adil
• Pemurah
• Penyantun
• Pemaaf
• Menepati janji
• Musyawarah
• Wasiat di dalam kebenaran
e. Akhlaq terhadap alam.
• Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam
• Memanfaatkan alam.
b) Akhlaq Madzmumah
Akhlaq Madzmumah adalah Akhlaq yang tercela. Suatu perbuatan tercela erat kaitannya dengan maksiat. Di dalam kitab Sullamut Taufiq karya Syaikh Abbdullah bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba Alawi diterangkan bahwa Akhlaq Madzmumah yang terdapat dalam maksiat anggota tubuh dibagi menjadi sembilan bagian yaitu Maksiat Hati, Maksiat Perut, Maksiat Mata, dan Maksiat Lisan, Maksiat Kedua tangan, Maksiat Telinga, Maksiat Kemaluan, Maksiat Kaki, dan Maksiat Badan (tubuh).
a. Maksiat Hati
Maksiat Hati adalah maksiat yang berasal dari dalam hati (diri) manusia. Contoh-contoh maksiat hati antara lain:
• Riya’, yaitu perbuatan (memamerkan) dengan perbuatan baik, yaitu beramal karena manusia. Dan Riya’ tersebut menggugurkan pahala amal, seperti ujub dengan taat kepada Allah, yaitu melihat bahwa ibadah tersebut muncul dari dirinya tanpa adanya anugrah dari Allah.
• Dengki, yaitu menyembunyikan permusuhan ketika dikerjakan sesuai dengan tuntutannya dan tidak membenci pada kedengkian itu.
• Hasud, yatu membenci nikmat milik orang muslim dan merasa berat pada nikmat apabila tidak membencinya atau dikerjakan menurut tuntutannya.
• Israf/Tabzir, Memboroskan, bermewah-mewahan, berlebih-lebihan
Firman Allah SWT :
•
Artinya :
“ sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya.”
(Q.S. Al-Isra’: 27)
• Ragu-ragu pada keberadaan Allah
• Sombong terhadap Hamba Allah
• Mengungkit-ngungkit sedekah
• Terus menerus berbuat pada suatu dosa
• Mendustakan takdir
• Merasa gembira dengan kemaksiatan, baik dari dirinya atau orang lain
• Melakukan penipuan walaupun pada seorang kafir
• Kikir dengan apa yang diwajibkan Allah
b. Maksiat Perut.
• Memakan riba
• Memakan harta anak yatim atau harta wakaf
• Minum khamar
c. Maksiat mata
• Melihat seseorang yang bukan muhrimnya.
• Melihat ke dalam rumah orang lain tanpa seizinnya (pemiliknya)
• Menyaksikan kemungkaran
• Tajassus (memata-matai).
d. Maksiat Lisan
• Mengingkari janji
• Saksi palsu
• Mencela, mencacat, dan melaknat
• Menghina orang muslim
• Ghibah, yaitu membicarakan sesuatu yang terdapat pada orang lain yang apabila sampai kepadanya dia tidak akan menyukainya
Firman Allah SWT :
• •
Artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
(Q.S. Al-Hujarat: 12)
• Fitnah, berita bohong atau desas-desus tentang seseorang karena adanya maksud-maksud yang tidak baik dari pembuat fitnah kepada sasaran fitnah
Firman Allah SWT :
… ….
Artinya :
“...Fitnah itu bahayanya lebih besar daripada pembunuhan...”
(Q.S. Al-Baqarah: 191)
• Berdusta atas nama Allah
• Talak bid’ah, yaitu menceraikan istri yang sudah disetubuhi ketika sedang haid atau nifas
• Zhihar, yaitu suami menyerupai istrinya seperti ibunya atau saudara perempuan suaminya
• Lahn,
• Berfatwa tabpa ilmu
• Meratapi, menangis berlebih-lebihan dengan menjerit-jerit pada seorang mayit
• Meniup seruling
• tidak menjawab salam yang wajib bagimu
• Namimah.
e. Maksiat Telinga
• Mendengar pembicaraan suatu kaum yang dirahasiakan dari pendengarnya
• Mendengar suar-suara yang diharamkan seperti seruling
f. Maksiat Kedua Tangan
• Mengurangi takaran, timbangan, dan ukuran panjang
• Mencuri
• Ghosob
• Merampok
• Membunuh
• Memukul tanpa hak
• Menulis sesuatu yang haram diucapkan
• Membakar hewan
• Menyentuh seseorang yang bukan muhrimnya.
g. Maksiat Kemaluan
• Berzina
• Liwath (homoseks/lesbian)
• Onani dengan tidak mnggunakan tangan istrinya
• Bersetubuh pada masa haid atau nifas
• Meninggalkan khitan sampai masa baligh
• Membuka aurat di hadapan orang yang haram melihatnya
h. Maksiat kaki
• Berjalan pada kemaksiatan
• Pelarian diri
• Lewat di depan orang yang sedang shalat
• Memanjangkan kaki ke arah mushaf Al-Qur’an
• Congkak ketika berjalan
i. Maksiat Badan (Tubuh)
• Memutus tali silaturahmi
• Memutus mengerjakan ibadah fardhu tanpa udzur
• Bertato
• Sombong
• Selingkuh
• Menolong untuk melakukan kemaksiatan
• Ahli suatu daerah meninggalkan jamaah pada shalat fardhu
• Menajiskan masjid
• Menyerahkan harta untuk kemaksiatan
• Mengubah batas-batas tanah
• Mengerjakan sihir
• Tidak adil dalam beberapa istri
B. Mengembang Perilaku Adil, Sabar, Syukur, dan Pemaaf dalam pergaulan.
1. Adil.
Secara bahasa, adil berarti meluruskan, menyamakan, dan berbuat adil. Adil menurut istilah adalah suatu sikap yang netral atau tidak memihak dalam menentukan suatu permasalahan yang terjadi pada seseorang. Menurut Hafiz Hasan Al-Masudi, adil adalah tengah-tengah (tidak memihak) dalam semua urusan dan menjalakannya sesuai dengan syariat.
Lebih lanjut Hafiz Hasan Al-Masud membagi adil menjadi dua, yaitu adil terhadap dirinya sendiri dan adil terhadap orang lain. Adil untuk dirinya sendiri berarti menjaga keseimbangan antara kewajiban dan perolehan hak. Sebagai contoh, apabila orang bekerja keras sebagai suatu kewajibannya mencari nafkah maka harus diimbangi dengan istirahat yang cukup dan pemenuhan gizi yang memadai. Adil terhadap orang lain seperti, keadilan pemimpin terhadap rakyat dengan prinsip memberikan hak-haknya, keadilan rakyat terhadap pemimpinnya, dan keadilan manusia dengan sesamanya.
Konsep anjuran keadilan untuk kehidupan manusia tercantum dalam Al-Qur’an.
Firman Allah SWT :
•
Artinya :
‘’ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(Q.S. An-Nahl: 90)
2. Sabar
Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (صَبَرَ), hanya tidak yang berada dibelakang hurufnya karena ia tidak bias berdiri sendiri. Shabara’ala (صَبَرَ عَلَى) berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (صَبَرَ عَنْ) berarti memohon atau mencegah, shabarabihi (صَبَرَ بِهِ) berarti menanggung.
Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama, tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan pengertian sepeti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang; tidak tergesa-gesa dan tidak terburu-buru. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar merupakan istilah agama yang berarti sikap tahan menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam mengabdi mengemban perintah-peintah Allah serta tahan dari godaan dan cobaan duniawi Aktualisasi pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi.
3. Syukur
Pengertian syukur secara terminology berasal dari kata bahasa Arab, berasal dari kata شكر-يشكر-شكرا‘’ yang berarti berterima kasih kepada atau dari kata lain ‘’ شكر‘’ yang berati pujian atau ucapan terima kasih atau peryataan terima kasih. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia syukur memiliki dua arti yang pertama, syukur berarti rasa berterima kasih kepada Allah dan yang kedua, syukur berarti untunglah atau merasa lega atau senang dan lain lain. Sedangkan salah satu kutipan lain menjelaskan bahwa syukur adalah gambaran dalam benak tetang nikmat dan menampakkannya ke permukaan. Lain hal dengan sebagaian ulama yang menjelaskan syukur berasal dari kata ‘’syakara’’ yang berarti membuka yang dilawan dengan kata ‘’kufur’’ yang berarti ‘’menutup atau melupakan segala nikmat dan menutup-nutupinya.
Firman Allah :
•
Artinya :
“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.”
(Q.S. Ibrahm: 7)
4. pemaaf dalam pergaulan.
Pemaaf berarti merelakan atas kesalahan orang lain. Memaafkan sangat perlu dalam kehidupan manusia. Dengan saling memaafkan, kehidupan ini serasa lebih damai, nyaman dan tentram.
1 Syawal adalah hari yang paling ditunggu oleh semua manusia yang beragama Islam di dunia. Pada hari inilah semua umat Islam di dunia meraikan Aidilfitri yang mulia. Pada hari inilah semua umat Islam bermaaf-maafan sesama sendiri. Tetapi tahukah mereka apa itu pengertian 'MAAF' ?
Firman Allah SWT :
Artinya :
“Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. “
(Q.S. Al-A’raff: 199)
Jadi disini dapat disimpulkan, mereka yang tidak memaafkan sesama mereka seperti yang sepatutnya adalah orang yang rugi. Ini kerana mereka akan kekurangan kawan dan memutuskan rahmat dari Allah kerana mereka memutuskan silaturahim antara mereka. Jadi mereka yang bukan pemaaf hendaklah dijauhkan diri kerana mereka ini adalah orang-orang yang bodoh dan rugi.
Pengertian memaafkan :
1)Anda melupakan hasrat membenci mereka.
2)Anda membatalkan hasrat untuk membalas dendam.
3)Anda membatalkan hasrat menghukum mereka.
4)Anda membatalkan untuk menyimpan dendam.
Inilah pengertian maaf yang sebenarnya. Jadi tanyalah diri sendiri, adalah kita ini seorang yang pemaaf? dan adakah maaf yang kita ucapkan itu adalah maaf yang dituntut? adakah ianya maaf yang sebenarnya? Jika tidak, perbaikilah diri kita sendiri dan muhasabahlah diri sendiri, adakah kita ini lebih baik dari orang lain sehinggakan kita ini tidak dapat memafkan orang lain? hebatkah kita? Sempurnakah kita? Tepuk dada, tanyalah iman.
C. Faktor-faktor yang Membentuk dan yang Mempengaruhi Akhlaq Manusia.
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah:
1. Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
a. Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.
b. Naluri Berjodoh (seksul instinct).
c. Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
d. Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.
e. Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu.
2. Adat/Kebiasaan
Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.
3. Wirotsah (keturunan)
warisan adalah:Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.
4. Milieu
Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:
1) Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.
2) Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sekilas paparan diatas hanyalah sebuah ilmu pengetahuan yang harus diketahui oelh umat manusia. Namun, makalah ini akan lebih berarti jika dketahui dan di amalkan. Akhlaq manusia di bagi menjadi dua, yaitu Akhlaq Mahmudah dan Akhlaq Madzmumah. Akhlaq Mahmudah adalah akhlaq yang terpuji dimana akhlaq ini dibagi menjadi lima yaitu, akhlaq yang berhubungan dengan Allah, akhlaq diri sendiri, akhlaq terhadap keluarga, akhlaq terhadap masyarakat, dan akhlaq terhadap alam. Sedangkan, Akhlaq Madzmumah adalah akhlaq tercela dimana akhlaq ini dibagi menjadi sembilan yaitu, maksiat hati, maksiat perut, maksiat mata, dan maksiat lisan, maksiat kedua tangan, maksiat telinga, maksiat kemaluan, maksiat kaki, dan maksiat badan (tubuh).
Untuk membentuk kehidupan yang tentram dan harmonis perlulah manusia untuk memiliki sifat sabar, adil, syukur dan pemaaf yang harus tertanam di dalam diri manusia.
Terdapat lima faktor yang membentuk dan yang mempengaruhi akhlaq manusuia, yaitu insting (naluri), adat atau kebiasaan, wirotsah (keturunan), dan milieu.
B. SARAN
Setiap manusia pasti mempunyai akhlaq. Namun tidak setiap manusia berkahlaq mulia. Masih banyak di dunia ini, manusia yang berakhlaq tercela yang menjadikan maksiat sebagai hobi mereka. Sudah saatnya manusia untuk berubah menjadi lebih baik, yakni bertakwa kepada-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Thoifuri, Rahayu Suci. 2009. Pendidikan Agama Islam untuk SMA. Bekasi: Ganeca Exact.
Sayid Sabiq. 1985. Aqidah islam pola hidup manusia beriman. Bandung: Dipenogoro.
Syaikh Abbdullah bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba Alawi. 2002. Sullamut Taufiq Tangga menggapai taufiq. Surabaya: Al-Hidayah
Drs. H. Abu Ahmadi. 1994. MKDU dasar-dasar pendidikan agama islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Drs. Zahruddin AR, M. M. Si. Dan Hasanuddin sinaga, S.Ag., M. A. 2004 Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang dibina oleh :
Dra. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I
MAKALAH
Oleh :
Ainur Rasyid (100210402087)
Nur Hafidoh (100803101002)
Husnul Khotimah (100803101011)
Nency Yella Tragindi (100810101022)
Agung Tri D. (100210402099)
Lely Agustin (100810101021)
Universits Jember
Oktober 2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Akhlaq”. Tugas makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang dibina oleh Dra. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Muqni’ah selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidkan Agama Islam.
2. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penyusun juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tugas makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Jember, 1 Oktober 2010.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
- Pendahuluan 1
- A. Latar Belakang 1
- B. Rumusan Masalah 1
- C. Tujuan dan Manfaat 2
BAB II 3
- Isi 3
- A. Jenis-Jenis Akhlaq 3
- B. Mengembangkan Perilaku Adil, Sabar,
Syukur, dan Pemaaf dalam pergaulan. 12
- C. Faktor-faktor yang Membentuk dan
yang Mempengaruhi Akhlaq Manusia 16
BAB III 19
- Penutup 19
- A. Kesimpulan 19
- B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia berkahlaq. Setiap manusia di dunia pasti mempunyai akhlaq. Namun tidak setiap manusia berakhlaq mulia. Seiring dengan perkembangan zaman akhlaq manusia bertambah jelek dan sering melakukan maksiat yang melanggar aturan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia telah banyak lupa kepada Sang Pencipta-Nya. Karena manusia dengan akhlaq yang tidak diridhoi Allah membuat dunia semakin tidak tentram, pertengkaran dan pertikaian dimana-mana.
Sudah saatnya manusia untuk berubah dari buruk menjadi baik dengan bertaqwa, yaitu mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Saling menghormati sesama manusia juga sangat diperlukan dalam kehdupan sehari-hari. Dengan menghormati, dunia ini akan semakin tentram. Tidak akan ada pertikaian dan peperangan antar negara, manusia, dan agama jika seluruh manusia saling menghormati satu sama lain.
Karena itu, dengan makalah ini marilah kita bersama-sama untuk menjalankan segala perintah-nya dan menjauhi segala larangannya. Makalah yang berjudul akhlaq membahas tentang jenis akhlaqul karimah (baik) untuk kita amalkan di dalam setiap kehidupan manusia dan akhlaq yang tercela untuk dijadikan peringatan bagi setiap manusia.
B. Rumusan Masalah
• Berapakah jenis-jenis akhlaq?
• Apa pengertian akhlaq mahmudah dan akhlaq mdzmumah?
• Apa pengertian adil, syabar, syukur, dan pemaaf dan implementasinya dalam kehidupan manusia?
• Apa saja faktor yang membentuk dan mempengaruhi akhlaq?
C. Tujuan dan manfaat
• Untuk mengetahui jenis-jenis akhlaq
• Untuk mengetahui dan mengamalkan akhlaqul karimah dan menjauhi akhlaq madzmumah
• Mengetahui penerapan adil, sabar, syukur, dan pemaaf.
• Mengetahui faktor yang membentuk dan mempengaruhi akhlaq.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Akhlaq
Akhlaq dibagi menjadi dua bagian, Akhlaq Mahmudah (Akhlaq Terpuji) dan Akhlaq Madzmumah (Akhlaq Tercela). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
a) Akhlaq Mahmudah
Akhlaq mahmudah adalah akhlaq yang terpuji. Akhlaq mahmudah dibagi menjadi lima bagian : Akhlaq yang berhubungan dengan Allah, Akhlaq diri sendiri, Akhlaq terhadap keluarga, Akhlaq terhadap masyarakat, Akhlaq terhadap alam.
a. Akhlaq yang berhubungan dengan Allah.
• Mentauhidkan Allah
• Taqwa, yaitu Menjalankan segala perintah Allah dan Menjauhi segala larangan-Nya.
Firman Allah SWT :
••
• •
Artinya :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(Q.S. An-Nisa: 1)
• Berdo’a
• Dzikrullah
• Tawakkal, yaitu berserah diri kepada Allah.
Firman Allah SWT :
•
Artinya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
(Q.S. Ali Imron: 159)
b. Akhlaq diri sendiri.
• Sabar
• Syukur
• Tawadhu’, yaitu sifat rendah hati atau tidak sombong.
Firman Allah SWT :
•• • •
• •
Artinya :
“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(Q.S. Luqman: 18)
• Iffah, yaitu menahan diri dari melakukan hal yang terlarang
• Hilmun, yaitu menahan diri dari marah
• Amanah atau jujur
• Syaja’ah, yaitu berani karena benar
• Kana’ah, yaitu merasa cukup dengan apa yang ada.
c. Akhlaq terhadap keluarga.
• Birrul Walidain, yaitu berbakti kepada orang tua.
Firman Allah SWT :
• •
Artinya :
“sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabildan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,”
(Q.S. An-Nisa’: 36)
• Adil terhadap saudara
• Membina dan mendidik keluarga
• Memelihara keturunan
d. Akhlaq terhadap masyarakat.
• Ukhuwah atau persaudaraan
• Ta’awun atau tolong menolong
Firman Allah SWT :
•
•
•
Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”
(Q.S. Al-Maidah: 2)
• Adil
• Pemurah
• Penyantun
• Pemaaf
• Menepati janji
• Musyawarah
• Wasiat di dalam kebenaran
e. Akhlaq terhadap alam.
• Memperhatikan dan merenungkan penciptaan alam
• Memanfaatkan alam.
b) Akhlaq Madzmumah
Akhlaq Madzmumah adalah Akhlaq yang tercela. Suatu perbuatan tercela erat kaitannya dengan maksiat. Di dalam kitab Sullamut Taufiq karya Syaikh Abbdullah bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba Alawi diterangkan bahwa Akhlaq Madzmumah yang terdapat dalam maksiat anggota tubuh dibagi menjadi sembilan bagian yaitu Maksiat Hati, Maksiat Perut, Maksiat Mata, dan Maksiat Lisan, Maksiat Kedua tangan, Maksiat Telinga, Maksiat Kemaluan, Maksiat Kaki, dan Maksiat Badan (tubuh).
a. Maksiat Hati
Maksiat Hati adalah maksiat yang berasal dari dalam hati (diri) manusia. Contoh-contoh maksiat hati antara lain:
• Riya’, yaitu perbuatan (memamerkan) dengan perbuatan baik, yaitu beramal karena manusia. Dan Riya’ tersebut menggugurkan pahala amal, seperti ujub dengan taat kepada Allah, yaitu melihat bahwa ibadah tersebut muncul dari dirinya tanpa adanya anugrah dari Allah.
• Dengki, yaitu menyembunyikan permusuhan ketika dikerjakan sesuai dengan tuntutannya dan tidak membenci pada kedengkian itu.
• Hasud, yatu membenci nikmat milik orang muslim dan merasa berat pada nikmat apabila tidak membencinya atau dikerjakan menurut tuntutannya.
• Israf/Tabzir, Memboroskan, bermewah-mewahan, berlebih-lebihan
Firman Allah SWT :
•
Artinya :
“ sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada tuhannya.”
(Q.S. Al-Isra’: 27)
• Ragu-ragu pada keberadaan Allah
• Sombong terhadap Hamba Allah
• Mengungkit-ngungkit sedekah
• Terus menerus berbuat pada suatu dosa
• Mendustakan takdir
• Merasa gembira dengan kemaksiatan, baik dari dirinya atau orang lain
• Melakukan penipuan walaupun pada seorang kafir
• Kikir dengan apa yang diwajibkan Allah
b. Maksiat Perut.
• Memakan riba
• Memakan harta anak yatim atau harta wakaf
• Minum khamar
c. Maksiat mata
• Melihat seseorang yang bukan muhrimnya.
• Melihat ke dalam rumah orang lain tanpa seizinnya (pemiliknya)
• Menyaksikan kemungkaran
• Tajassus (memata-matai).
d. Maksiat Lisan
• Mengingkari janji
• Saksi palsu
• Mencela, mencacat, dan melaknat
• Menghina orang muslim
• Ghibah, yaitu membicarakan sesuatu yang terdapat pada orang lain yang apabila sampai kepadanya dia tidak akan menyukainya
Firman Allah SWT :
• •
Artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”
(Q.S. Al-Hujarat: 12)
• Fitnah, berita bohong atau desas-desus tentang seseorang karena adanya maksud-maksud yang tidak baik dari pembuat fitnah kepada sasaran fitnah
Firman Allah SWT :
… ….
Artinya :
“...Fitnah itu bahayanya lebih besar daripada pembunuhan...”
(Q.S. Al-Baqarah: 191)
• Berdusta atas nama Allah
• Talak bid’ah, yaitu menceraikan istri yang sudah disetubuhi ketika sedang haid atau nifas
• Zhihar, yaitu suami menyerupai istrinya seperti ibunya atau saudara perempuan suaminya
• Lahn,
• Berfatwa tabpa ilmu
• Meratapi, menangis berlebih-lebihan dengan menjerit-jerit pada seorang mayit
• Meniup seruling
• tidak menjawab salam yang wajib bagimu
• Namimah.
e. Maksiat Telinga
• Mendengar pembicaraan suatu kaum yang dirahasiakan dari pendengarnya
• Mendengar suar-suara yang diharamkan seperti seruling
f. Maksiat Kedua Tangan
• Mengurangi takaran, timbangan, dan ukuran panjang
• Mencuri
• Ghosob
• Merampok
• Membunuh
• Memukul tanpa hak
• Menulis sesuatu yang haram diucapkan
• Membakar hewan
• Menyentuh seseorang yang bukan muhrimnya.
g. Maksiat Kemaluan
• Berzina
• Liwath (homoseks/lesbian)
• Onani dengan tidak mnggunakan tangan istrinya
• Bersetubuh pada masa haid atau nifas
• Meninggalkan khitan sampai masa baligh
• Membuka aurat di hadapan orang yang haram melihatnya
h. Maksiat kaki
• Berjalan pada kemaksiatan
• Pelarian diri
• Lewat di depan orang yang sedang shalat
• Memanjangkan kaki ke arah mushaf Al-Qur’an
• Congkak ketika berjalan
i. Maksiat Badan (Tubuh)
• Memutus tali silaturahmi
• Memutus mengerjakan ibadah fardhu tanpa udzur
• Bertato
• Sombong
• Selingkuh
• Menolong untuk melakukan kemaksiatan
• Ahli suatu daerah meninggalkan jamaah pada shalat fardhu
• Menajiskan masjid
• Menyerahkan harta untuk kemaksiatan
• Mengubah batas-batas tanah
• Mengerjakan sihir
• Tidak adil dalam beberapa istri
B. Mengembang Perilaku Adil, Sabar, Syukur, dan Pemaaf dalam pergaulan.
1. Adil.
Secara bahasa, adil berarti meluruskan, menyamakan, dan berbuat adil. Adil menurut istilah adalah suatu sikap yang netral atau tidak memihak dalam menentukan suatu permasalahan yang terjadi pada seseorang. Menurut Hafiz Hasan Al-Masudi, adil adalah tengah-tengah (tidak memihak) dalam semua urusan dan menjalakannya sesuai dengan syariat.
Lebih lanjut Hafiz Hasan Al-Masud membagi adil menjadi dua, yaitu adil terhadap dirinya sendiri dan adil terhadap orang lain. Adil untuk dirinya sendiri berarti menjaga keseimbangan antara kewajiban dan perolehan hak. Sebagai contoh, apabila orang bekerja keras sebagai suatu kewajibannya mencari nafkah maka harus diimbangi dengan istirahat yang cukup dan pemenuhan gizi yang memadai. Adil terhadap orang lain seperti, keadilan pemimpin terhadap rakyat dengan prinsip memberikan hak-haknya, keadilan rakyat terhadap pemimpinnya, dan keadilan manusia dengan sesamanya.
Konsep anjuran keadilan untuk kehidupan manusia tercantum dalam Al-Qur’an.
Firman Allah SWT :
•
Artinya :
‘’ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
(Q.S. An-Nahl: 90)
2. Sabar
Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (صَبَرَ), hanya tidak yang berada dibelakang hurufnya karena ia tidak bias berdiri sendiri. Shabara’ala (صَبَرَ عَلَى) berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (صَبَرَ عَنْ) berarti memohon atau mencegah, shabarabihi (صَبَرَ بِهِ) berarti menanggung.
Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama, tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan pengertian sepeti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang; tidak tergesa-gesa dan tidak terburu-buru. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar merupakan istilah agama yang berarti sikap tahan menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam mengabdi mengemban perintah-peintah Allah serta tahan dari godaan dan cobaan duniawi Aktualisasi pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi.
3. Syukur
Pengertian syukur secara terminology berasal dari kata bahasa Arab, berasal dari kata شكر-يشكر-شكرا‘’ yang berarti berterima kasih kepada atau dari kata lain ‘’ شكر‘’ yang berati pujian atau ucapan terima kasih atau peryataan terima kasih. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia syukur memiliki dua arti yang pertama, syukur berarti rasa berterima kasih kepada Allah dan yang kedua, syukur berarti untunglah atau merasa lega atau senang dan lain lain. Sedangkan salah satu kutipan lain menjelaskan bahwa syukur adalah gambaran dalam benak tetang nikmat dan menampakkannya ke permukaan. Lain hal dengan sebagaian ulama yang menjelaskan syukur berasal dari kata ‘’syakara’’ yang berarti membuka yang dilawan dengan kata ‘’kufur’’ yang berarti ‘’menutup atau melupakan segala nikmat dan menutup-nutupinya.
Firman Allah :
•
Artinya :
“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.”
(Q.S. Ibrahm: 7)
4. pemaaf dalam pergaulan.
Pemaaf berarti merelakan atas kesalahan orang lain. Memaafkan sangat perlu dalam kehidupan manusia. Dengan saling memaafkan, kehidupan ini serasa lebih damai, nyaman dan tentram.
1 Syawal adalah hari yang paling ditunggu oleh semua manusia yang beragama Islam di dunia. Pada hari inilah semua umat Islam di dunia meraikan Aidilfitri yang mulia. Pada hari inilah semua umat Islam bermaaf-maafan sesama sendiri. Tetapi tahukah mereka apa itu pengertian 'MAAF' ?
Firman Allah SWT :
Artinya :
“Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. “
(Q.S. Al-A’raff: 199)
Jadi disini dapat disimpulkan, mereka yang tidak memaafkan sesama mereka seperti yang sepatutnya adalah orang yang rugi. Ini kerana mereka akan kekurangan kawan dan memutuskan rahmat dari Allah kerana mereka memutuskan silaturahim antara mereka. Jadi mereka yang bukan pemaaf hendaklah dijauhkan diri kerana mereka ini adalah orang-orang yang bodoh dan rugi.
Pengertian memaafkan :
1)Anda melupakan hasrat membenci mereka.
2)Anda membatalkan hasrat untuk membalas dendam.
3)Anda membatalkan hasrat menghukum mereka.
4)Anda membatalkan untuk menyimpan dendam.
Inilah pengertian maaf yang sebenarnya. Jadi tanyalah diri sendiri, adalah kita ini seorang yang pemaaf? dan adakah maaf yang kita ucapkan itu adalah maaf yang dituntut? adakah ianya maaf yang sebenarnya? Jika tidak, perbaikilah diri kita sendiri dan muhasabahlah diri sendiri, adakah kita ini lebih baik dari orang lain sehinggakan kita ini tidak dapat memafkan orang lain? hebatkah kita? Sempurnakah kita? Tepuk dada, tanyalah iman.
C. Faktor-faktor yang Membentuk dan yang Mempengaruhi Akhlaq Manusia.
Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak antara lain adalah:
1. Insting (Naluri)
Aneka corak refleksi sikap, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang ( dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir. Para Psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku antara lain adalah:
a. Naluri Makan (nutrive instinct). Manusia lahir telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorang oleh orang lain.
b. Naluri Berjodoh (seksul instinct).
c. Naluri Keibuan (peternal instinct) tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya.
d. Naluri Berjuang (combative instinct). Tabiat manusia untuk mempertahnkan diri dari gangguan dan tantangan.
e. Naluri Bertuhan. Tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya.
Naluri manusia itu merupakan paket yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajrari terlebih dahulu.
2. Adat/Kebiasaan
Adat/Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Abu Bakar Zikir berpendapat: perbutan manusia, apabila dikerjakan secara berulang-ulang sehingga mudah melakukannya, itu dinamakan adat kebiasaan.
3. Wirotsah (keturunan)
warisan adalah:Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Kadang-kadang anak itu mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.
4. Milieu
Artinya suatu yang melingkupi tubuh yang hidup meliputi tanah dan udara sedangkan lingkungan manusia, ialah apa yang mengelilinginya, seperti negeri, lautan, udara, dan masyarakat. milieu ada 2 macam:
1) Lingkungan Alam
Alam yang melingkupi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku seseorang. Lingkungan alam mematahkan atau mematangkan pertumbuhn bakat yang dibawa oleh seseorang. Pada zaman Nabi Muhammad pernah terjadi seorang badui yang kencing di serambi masjid, seorang sahabat membentaknya tapi nabi melarangnya. Kejadian diatas dapat menjadi contoh bahwa badui yang menempati lingkungan yang jauh dari masyarakat luas tidak akan tau norma-norma yang berlaku.
2) Lingkungan pergaulan
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling mempengaruhi dalam fikiran, sifat, dan tingkah laku. Contohnya Akhlak orang tua dirumah dapat pula mempengaruhi akhlak anaknya, begitu juga akhlak anak sekolah dapat terbina dan terbentuk menurut pendidikan yang diberikan oleh guru-guru disekolah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sekilas paparan diatas hanyalah sebuah ilmu pengetahuan yang harus diketahui oelh umat manusia. Namun, makalah ini akan lebih berarti jika dketahui dan di amalkan. Akhlaq manusia di bagi menjadi dua, yaitu Akhlaq Mahmudah dan Akhlaq Madzmumah. Akhlaq Mahmudah adalah akhlaq yang terpuji dimana akhlaq ini dibagi menjadi lima yaitu, akhlaq yang berhubungan dengan Allah, akhlaq diri sendiri, akhlaq terhadap keluarga, akhlaq terhadap masyarakat, dan akhlaq terhadap alam. Sedangkan, Akhlaq Madzmumah adalah akhlaq tercela dimana akhlaq ini dibagi menjadi sembilan yaitu, maksiat hati, maksiat perut, maksiat mata, dan maksiat lisan, maksiat kedua tangan, maksiat telinga, maksiat kemaluan, maksiat kaki, dan maksiat badan (tubuh).
Untuk membentuk kehidupan yang tentram dan harmonis perlulah manusia untuk memiliki sifat sabar, adil, syukur dan pemaaf yang harus tertanam di dalam diri manusia.
Terdapat lima faktor yang membentuk dan yang mempengaruhi akhlaq manusuia, yaitu insting (naluri), adat atau kebiasaan, wirotsah (keturunan), dan milieu.
B. SARAN
Setiap manusia pasti mempunyai akhlaq. Namun tidak setiap manusia berkahlaq mulia. Masih banyak di dunia ini, manusia yang berakhlaq tercela yang menjadikan maksiat sebagai hobi mereka. Sudah saatnya manusia untuk berubah menjadi lebih baik, yakni bertakwa kepada-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Al-Karim
Thoifuri, Rahayu Suci. 2009. Pendidikan Agama Islam untuk SMA. Bekasi: Ganeca Exact.
Sayid Sabiq. 1985. Aqidah islam pola hidup manusia beriman. Bandung: Dipenogoro.
Syaikh Abbdullah bin Thahir bin Muhammad bin Hasyim Ba Alawi. 2002. Sullamut Taufiq Tangga menggapai taufiq. Surabaya: Al-Hidayah
Drs. H. Abu Ahmadi. 1994. MKDU dasar-dasar pendidikan agama islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Drs. Zahruddin AR, M. M. Si. Dan Hasanuddin sinaga, S.Ag., M. A. 2004 Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Grafindo Persada.
PERAN GURU SEBAGAI PENDIDIK
PERAN GURU SEBAGAI PENDIDIK
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmua pendidikan yang dibina oleh :
Dra. Khutobah, M.Pd.
MAKALAH
Oleh :
Yusron Satrio Hutomo (100210402064)
Ainur Rasyid (100210402087)
Muhamad Tajudin (100210402086)
Muhammad Khosim (100210402094)
Mei Suliasih (100210402078)
Program Studi Pendidikan. Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
Oktober 2010
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memperlancar perkuliahan dan sekaligus memperkaya khasanah pengetahuan bagi para calon pendidik, maka kami susun makalah ini. Tujuan utama adalah agr para calon guru dapat memiliki dasar-dasar pendidikan yang lengkap dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
Berbicara tentang pendidikan,sebetulnya menyangkut usaha dalam membantu ank menuju kedewasaanya dalam segi fisik maupun psikis,yang dilaksanakan oleh orang dewasa secara sadar dan penuh tanggung jawab.
Diakui dengan penuh kesadaran bahwa makalah ini tentu masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Karena itu kritik membangun sangat kami harap demi kesempurnaanya isi makalah kami.Maka dari itu kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Dosen-dosen yang telah membimbing kami selama ini
3. pihak-pihak yang telah mendukung kami dalam pengerjaan makalah ini
Jember, oktober 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
- Pendahuluan 1
- A. Latar Belakang 1
- B. Rumusan Masalah 1
- C. Tujuan dan Manfaat 1
BAB II 2
- Pembahasan 2
- A. Syarat-syarat menjadi guru yang baik 2
- B. Sikap dan sifat-sifat guru yang baik 6
BAB III 12
- Penutup 12
- A. Kesimpulan 12
- B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok-kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam kelompok keluarga. Kemudian masyarakat dan bangsa. Masyakat pada akhirnya memulai sebuah kontak social yang disebut pergaulan.Menurut pendapat Dr. M.J Langeveld pergaulan itu lading atau lapangan yang ,memunglinkan terjadinya pendidikan. Pergaulan juga menjadi dasar utama dalam pendidikan. Oleh sebab itu diperlikan adanya tenaga pendidik yang selanjutnya disebut guru. Guru sebagai tanaga pendidik.
B. Rumusan Masalah
• Apa pengertian Guru sebagai Pendidik?
• Apa saja syarat-syarat menjadi guru yang baik?
• Bagaimanakah sikap dan sifst-sifat guru yang baik?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
• Untuk megetahui pengertianGuru sebagai Pendidik.
• Untuk mengetahuisyarat-syarat menjadi guru yang baik.
• Untuk mengetahui sikap dan sifat-sifat guru yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
GURU SEBAGAI PENDIDIK
A. Syarat-syarat menjadi guru yang baik
Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mandidik. maka, untuk melaksanakan tugas sebagai guru, tidak sembarang orang dapat melakukannya. Sebagai guru yang baik harus memenuhi syarat-syarat yang di dalam undang-undang nomer 12 Tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia, pada pasal 15 dinyatakan tentang guru sebagai berikut :
“ Syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat-syarat yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat memberi pendidikan dan pengajaran seperti yang dimaksud dalam pasal 3, pasal 4, dan pasal 5 undang-undang ini”.
Dari pasal-pasal tersebut, maka syarat-syarat untuk menjadi guru dapat kita simpulkan sebagai berikut :
a. Berijazah
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Takwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik
d. Bertanggung jawab
e. Berjiwa nasional
a. Guru jarus berijazah
Tentu saja yang dimaksud dengan ijazah disini ialah yang dapat memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai guru di suatu sekolah yang tertentu. Pemerintah telah mengadakan berbagai sekolah, kursus-kursus, dan akademik-akademik yang khusus mendidik orang-orang yang akan ditugaskan menjadi guru di berbagai lembaga pendidikan, sesuai dengan wewenang ijazahnya masing-masing. Jelaslah bahwa ada bermacam-macam ijazah guru, sesuai dengan tingkat dan macamnya sekolah-sekolah yang ada yang dibutuhkan oleh masyarakat dan negara.
Dalam hal ini janganlah kita salah mengerti, menyangka bahwa pemerintah masih berpaham kolonial yang mau memecah belah guru-guru dengan mngadakan berbagai macam ijazah sekolah guru. Sama sekali bukan itu tentunya yang dimaksud oleh pemerintah kita. Justru sebaliknyalah. Sesuai dengan asas demokrasi di negara kita, perlulah pemerintah mengadakan bermacam-macam sekolah yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat kita pada umumnya. Dengan demikian dapatlah terpenuhi macam-macam kebutuhan warga negaranya, sesuai dengan keinginan, kemampuan, dan pembawaannya masing-masing. Sebab, bagaimanapun juga, kita tidak dapat memungkiri bahwa di dalam setiap masyarakat yang sedang membangun dibutuhkan berbagai macam ahli untuk berbagai macam lapangan pekerjaan.
Kembali kita kepada ijazah sebagai syarat untuk menjadi guru. Ijazah bukanlah hanya semata-mata sehelai kertas saja. Ijazah adalah suatu bukti yang menunjukkan bahwa seseorang telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan-kesanggupan yang tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan atau pekerjaan.
Sudah dapatkah dipastikan bahwa setiap orang yang berijazah itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik? Tentu saja belum! Tiap-tiap seorang membutuhkan pengalaman-pengalaman dalam pekerjaannya untuk memperbaiki dan mempertinggi hasil pekerjaannya. Juga kita mengetahui bahwa tiap-tiap orang berbeda-beda temperamen, watak, dan kepribadiannya. Hal itu menyebabkan hasil dan kemajuan pekerjaan seseorang tidak sama pula. Ijazah yang sama tidak berarti bahwa cara dan hasil dari pekerjaan orang-orangnya sama pula.
Biarpun demikian, untuk menjadi seorang pendidik haruslah memiliki ijazah yang diperlukan. Itulah bukti bahwa yang bersangkutan telah mempunyai wewenang, telah dipercayai oleh negara dan masyarakat untuk menjalankan tugasnya sebagai guru.
b. Kesehatan jasmani dan rohani
Tiap-tiap pekerjaan membutuhkan syarat yang tertentu yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang melakukan pekerjaan itu dengan baik dan berhasil. Ingatlah akan syarat-syarat yang dituntut dari seseorang yang hendak melamar menjadi tentara, angkatan udara, angkatan laut, polisi, dan sebagainya. Kesehatan jasmani dan rohani adalah salah satu syarat yang penting bagi tiap-tiap pekerjaan. Orang tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik jika badannya selalu bisa diserang oleh suatu penyakit.
Sebagai calon gurupun syarat kesehatan itu merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Seorang guru yang berpenyakit menular akan membahayakan kesehatan anak-anak dan membawa akibat yang tidak baik dalam tugasnya sebagai pengajar dan pendidik. Seorang guru yang cacat matanya atau mukanya, akan mengakibatkan tertawa dan ejekan murid-muridnya yang sudah tentu akan mendatangkan hasil yang kurang baik bagi pendidikan anak muridnya. Juga seorang guru yang timpang, tidak dapat memberikan pelajaran gerak badan yang sebaik-baiknya kepada murid-muridnya.
Demikianlah kesehatan merupakan syarat utama bagi guru, sebagai orang yang setiap hari bekerja dan bergaul dengan dan diantara anak-anak.
c. Bertakwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik
Di dalam GBHN 1983-1988 antara lain dinyatakan bahwa tujuan pendidikan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam undang-undang no. 12 tahun 1954 pasal 3 dinyatakan : tujuan pendidikan ialah membentuk manusia susila. ketakwaan terhadap tuhan YME, kesusilaan, watak atau budi pekerti yang baik, tidak mungkin diberikan oleh orang yang tidak berketuhanan YME atau taat beribadah menjalankan agamanya dan tidak berkelakuan baik. Pembentukan manusia susila yang takwa kepada tuhan YME hanya mungkin diberikan oleh orang-orang yang memiliki dan hidup sesuai dengan norma-norma agama dan masyarakat serta peraturan yang berlaku.
d. Guru haruslah orang yang bertanggung jawab
Hal ini berarti bahwa guru harus berusaha mendidik anak-anak menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang menginsafi tugasnya sebagai warga negara. Sebagai warga negara dari suatu negara demokratis, harus turut serta memikul tanggung jawab atas kemajuan dan kemakmuran negara dan bangsanya.
Sebagai seoarang guru tentu saja pertama-tama harus bertanggung jawab kepada tugasnya sebagi guru, yaitu mengajar dan mendidik anak-anak yang telah dipercayakan kepadanya. Di samping itu tidak boleh dilupakan tugas-tugasnya dan pekerjaan lain yang memerlukan tanggung jawabnya juga.
e. Guru harus berjiwa nasional
Bangsa indonesia terdiri dari beratus suku bangsa yang berlainan bahasa dan adat istiadatnya dan juga bangsa indonesia telah mengalami penjajahan selama ± 350 tahun yang memecah belah persatuan nasional.
Untuk menanamkan kembali perasaan dan jiwa kebangsaan itu merupakan tugas yang penting sekali bagi para guru dan para pendidik lainnnya.
Dalam hal menanamkan perasaan nasional itu guru hendaklah selalu ingat dan menjaga agar jangan sampai timbul chauvinisme yaitu perasaan kebangsaan yang sangat berlebih-lebihan. Salah satu alat yang utama untuk menanamkan perasaan kenasionalan ialah bahasa.
B. Sikap dan Sifat-sifat Guru yang Baik
Syarat-syarat seperti yang telah diuraikan diatas adalah syarat-syarat yang umum, yang sangat berhubungan dengan jabatan guru didalam masyarakat.
Disamping syarat-syarat tersebut,tentu saja masih banyak lagi syarat lain yang harus dimilki oleh guru jika kita menghendaki agar tugas pekerjaan guru mendatangkan hasil yang lebih baik. Berikut ini akan kita uraikan beberapa syarat guru yang lain yang lebih erat hubungannya dengan tugas guru disekolah yaitu sebagai berikut:
a. Guru harus adil
Seorang guru harus adil, misalnya dalam memperlakukan anak-anak didiknya harus dengan cara yang sama. Ia tidak membedakan anak yang cantik, anak saudara sendiri, anak orang berpangkat, atau anak yang menjadi kesayanganya. Perlakuan yang adil itu perlu bagi guru, misalnya dalam hal memberi nilai dan menghukum anak
b. Guru harus percaya dan suka kepada murid-muridnya
Seorang guru harus percaya kepada anak didiknya. Ini berarti bahwa guru harus mengakui dan menginsafi bahwa anak-anak adalah makhluk yang mempunyai kemauan dan mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatanya yang buruk yang menimbulkan kemauan untuk mencegah perbuatan yang buruk.
Jan Lighthart, seorang ahli didik yang terkenal, pernah berkata: ”semua pendidikan harus didasarkan atas keyakinan bahwa anak itu mempunyai kata hati. Jika keyakinan itu tidak ada tak perlulah orang mendidik. Orang yang lemah dapat dijadikan kuat, orang bodoh dapat dijadikan pandai , tetapi orang yang tidak punya kata tidak mungkin diperbaiki” demikian pula guru harus mencintai murid-muridnya. Anak-anak adalah makhluk yang tidak mempunyai cacat-cacat, kecuali cacat-cacat yang mereka harapkan dari kita untuk menghilangkannya, yaitu kebodohan, kedangkalan, dan kurang pengalaman. Hanya pendidik yang percaya dan mencintai anak didiknya yang dapat mendidik anak itu dengan hasil yang baik.
c. Guru harus Sabar dan Rela Berkorban
Sifat sabar perlu dimiliki oleh guru , baik dalam melakukan tugas, mendidik, maupun dalam menanti hasil dari jeri payahnya. Hasil pekerjaan tiap-tiap guru dalam mendidik seorang anak tidak dapat ditunjukan dan tidak dapat dilihat dengan seketika. Banyak usaha guru dalam mendidik anak-anak yang belum dapat kelihatan hasilnya sampai anak itu keluar sekolah. Banyak pula usaha atau jeri payah guru yang baru dapat dipetik buahnya setelah anak itu menjadi orang dewasa, setelah ia berdiri sendiri dalam masyarakat.
Sifat sabar dan rela berkorban itu ada pada seorang pendidik jika pendidik itu mempunyai rasa cinta terhadap anak didiknya.
d. Guru harus mempunyai Perbawa (gezag) terhadap anak-anak
Tanpa adanya gezag pada pendidik , tidak mungkin pendidikan itu dapat masuk kedalam hati sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan murid-murid hanya akan menuruti kehendak dan perintah gurunya karena takut atau karena paksaan. Jadi bukan karena keinsyafan atau kesadaran didalam dirinya.
e. Guru hendaklah orang yang Pengembira
Seorang guru hendaklah memiliki sifat suka tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa kepada murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya bagi seorang guru. Antara lain ia akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar, anak-anak tidak lekas merasa bosan atau merasa lelah. Sifat humor yang pada tempatnya, merupakan pertolongan untuk memberi gambaran yang betul dari beberapa pelajaran. Humor hendaknya jangan digunakan untuk menjajah atau menguasai kelas sehingga dengan humor itu guru menjadi bertele-tele, mengelantur, lupa akan apa yang seharusnya diberikan dalam pelajaran itu.
Humor dapat mendekatkan guru dengan murid-muridnya, seolah-olah tak ada perbedaan umur, kekuasaan dan perseorangan. Mereka merupakan satu-kesatuan, merasakan kesenangan dan pengalaman bersama-sama. Jika kesatuan itu dapat diteruskan dan diadakan kembali dan digunakan untuk berpikir bersama maka boleh dikatakan guru itu berhasil usahanya.
f. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya.
Tingkah laku dan budi pekerti anak-anak sangat banyak di pengaruhi oleh suasana kalangan guru-guru. Jika guru-guru saling bertentangan, tidak mungkin dapat diambil sikap dan tindakan yang sama. Anak-anak tidak tahu apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang.
Suasana baik diantara guru-guru nyata dari pergaulan ramah tamah mereka di dalam dan di luar sekolah. Mereka saling menolong dan kunjung mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan keluarga besar, keluarga sekolah.
Terhadap anak-anak, masing-masing guru harus menjaga nama baik dan kehormatan teman sejawatnya. Bertindaklah bijaksna jika ada anak-anak atau kelas yang mengadukan kekurangan atau keburukan seorang guru kepada guru lain.
g. Bersikap baik terhadap masyarakat
Sekolah hendaknya menjadi cermin bagi masyarakat sekitarnya, dirasai oleh masyarakat bahwa sekolah itu adalah kepunyaannya dan memenuhi kebutuhan mereka.
Sekolah akan tetap asing bagi rakyat jika guru-gurunya memencilkan diri seperti siput dalam rumahnya (tidak suka bergaul).
h. Guru harus menguasia benar-benar mata pengajarannya.
Guru yang pekerjaannya memberikan pengetahuan-pengetahuan dan kecakapan-kecakapan kepada murid-muridnya, tidak akan dapat berhasil baik jika guru itu sendiri tidak selalu menambah pengetahuannya. Jadi sambil mengajar gurupun sambil belajar.
i. Guru harus suka kepada mata pelajaran yang diberikannya.
Di sekolah menengah yang umumnya yang memakai guru-vak (tiap-tiap guru memegang satu atau dua mata pelajaran yang disukainya), hal ini tidak menjadi kesulitan tetapi di sekolah rendah berlainan keadaannya tiap-tiap guru hendaklah berusaha supaya menyukai pelajaran-pelajaran yang diberikan kepada murid-muridnya.
Mengajarkan mata pelajaran yang disukai murid hasilnya lebih baik dan mendatangkan kegembiraan bagi murid, daripada sebaliknya, di sekolah menengah hal ini penting bagi guru untuk memilih mata pelajaran apa yang disukainya yang akan di ajarkannya. Mungkin bagi guru baru, mula-mula apa saja yang disanggupinya.
j. guru hendaklah berpengetahuan luas
Guru haruslah seorang yang memiliki perhatian intelektual yang luas dan tak kunjung padam. Pekerjaan guru berlainan dengan pegawai kantor lainnya. Para guru hendaklah dapat melihat lebih banyak lagi, memikir lebih banyak lagi, dan mengerti lebih banyak dari pada orang lain dalam masyarakat tempat dia hidup. Pendeknya ia harus mengetahui lebih banyak tentang dunia ini.
Guru mempunyai dua fungsi istimewa yang membedakannya dari pegawai,dan pekerja lainnya dalam masyarakat.
Fungsi pertama: mengadakan suatu jembatan antara sekolah dan dunia ini. Dalam hal ini jalan yang terbaik bagi guru ialah menghubungkan dirinya sendiri dengan kejadian-kejadian dan keadaan, serta kemajuan di masyarakat. Guru itu sendiri hendaklah seorang yang tidak menjemukan, tetapi hendaklah seorang yang selalu mencari dan menambah pengetahuannya, menuruti kemajuan zaman dan masyarakatnya.
Fungsi kedua: mengadakan hubungan dengan masa muda dan masa dewasa. Ia harus dapat ”menafsirkan“ kehidupan seorang dewasa kepada para pemuda sedemikian rupa sehingga mereka akan menjadi dewasa pula, untuk itu guru harus hidup dalam dua dunia, yaitu dunia anak-anak atau pemuda dan dunia orang dewasa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sekilas paparan diatas hanyalah sebuah ilmu pengetahuan yang harus diketahui oelh umat manusia. Namun, makalah ini akan lebih berarti jika dketahui dan di amalkan. Pendidikan merupakan masalah yang angat penting bagi kehidu[pan. Bukan saja sangat penting bahkan masalah pendidikan itu tidak dapat dipishkan dalam kehidupan. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan itu. Disinilah peran guru sangat penting yaitu guru sebagai pendidik.
Syarat menjadi guru yang baik yaitu tidak hanya dapat mengajar tapi juga mendidik. Syarat-syarat yang lain yaitu memiliki ijasah dan juga sehat jasmani dan rohani, taqwa, bertanggung jawab,dan berjiwa nasional. Sedangkn sikap-sikap guru yang baik yaitu harus adil, percaya dan suka pada muridnya, sabar dan rela berkorban,perbawa, pengembira, baik terhadap guru lain dan masyarakat, menguasai mata pengajaran, dan berpengetahuan luas.
B. SARAN
Menjadi seorang guru merupakan tugas yang mulia, bila dibandingkan perkerjaan yang lain. Hal ini ditinjau dari sudut masyarakat, dan negara maupun keagamaan. Oleh sebab itu hendaknya kita menghormati guru kita karena guru adalah pahlawan meskioun tanoa tanda jasa.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim.Drs.M. MP. 1985 .ILMU PENDIDIKAN. Jakarta: Medio.
Ahmadi, Abu. Drs. H .dan Uhbiyati, Nur.Dra. ILMU PENDIDIKAN. Semarang: RINEKA CIPTA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmua pendidikan yang dibina oleh :
Dra. Khutobah, M.Pd.
MAKALAH
Oleh :
Yusron Satrio Hutomo (100210402064)
Ainur Rasyid (100210402087)
Muhamad Tajudin (100210402086)
Muhammad Khosim (100210402094)
Mei Suliasih (100210402078)
Program Studi Pendidikan. Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
Oktober 2010
KATA PENGANTAR
Dalam rangka memperlancar perkuliahan dan sekaligus memperkaya khasanah pengetahuan bagi para calon pendidik, maka kami susun makalah ini. Tujuan utama adalah agr para calon guru dapat memiliki dasar-dasar pendidikan yang lengkap dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
Berbicara tentang pendidikan,sebetulnya menyangkut usaha dalam membantu ank menuju kedewasaanya dalam segi fisik maupun psikis,yang dilaksanakan oleh orang dewasa secara sadar dan penuh tanggung jawab.
Diakui dengan penuh kesadaran bahwa makalah ini tentu masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Karena itu kritik membangun sangat kami harap demi kesempurnaanya isi makalah kami.Maka dari itu kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Dosen-dosen yang telah membimbing kami selama ini
3. pihak-pihak yang telah mendukung kami dalam pengerjaan makalah ini
Jember, oktober 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I 1
- Pendahuluan 1
- A. Latar Belakang 1
- B. Rumusan Masalah 1
- C. Tujuan dan Manfaat 1
BAB II 2
- Pembahasan 2
- A. Syarat-syarat menjadi guru yang baik 2
- B. Sikap dan sifat-sifat guru yang baik 6
BAB III 12
- Penutup 12
- A. Kesimpulan 12
- B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok-kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam kelompok keluarga. Kemudian masyarakat dan bangsa. Masyakat pada akhirnya memulai sebuah kontak social yang disebut pergaulan.Menurut pendapat Dr. M.J Langeveld pergaulan itu lading atau lapangan yang ,memunglinkan terjadinya pendidikan. Pergaulan juga menjadi dasar utama dalam pendidikan. Oleh sebab itu diperlikan adanya tenaga pendidik yang selanjutnya disebut guru. Guru sebagai tanaga pendidik.
B. Rumusan Masalah
• Apa pengertian Guru sebagai Pendidik?
• Apa saja syarat-syarat menjadi guru yang baik?
• Bagaimanakah sikap dan sifst-sifat guru yang baik?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
• Untuk megetahui pengertianGuru sebagai Pendidik.
• Untuk mengetahuisyarat-syarat menjadi guru yang baik.
• Untuk mengetahui sikap dan sifat-sifat guru yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
GURU SEBAGAI PENDIDIK
A. Syarat-syarat menjadi guru yang baik
Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mandidik. maka, untuk melaksanakan tugas sebagai guru, tidak sembarang orang dapat melakukannya. Sebagai guru yang baik harus memenuhi syarat-syarat yang di dalam undang-undang nomer 12 Tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia, pada pasal 15 dinyatakan tentang guru sebagai berikut :
“ Syarat utama untuk menjadi guru, selain ijazah dan syarat-syarat yang mengenai kesehatan jasmani dan rohani, ialah sifat-sifat yang perlu untuk dapat memberi pendidikan dan pengajaran seperti yang dimaksud dalam pasal 3, pasal 4, dan pasal 5 undang-undang ini”.
Dari pasal-pasal tersebut, maka syarat-syarat untuk menjadi guru dapat kita simpulkan sebagai berikut :
a. Berijazah
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Takwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik
d. Bertanggung jawab
e. Berjiwa nasional
a. Guru jarus berijazah
Tentu saja yang dimaksud dengan ijazah disini ialah yang dapat memberi wewenang untuk menjalankan tugas sebagai guru di suatu sekolah yang tertentu. Pemerintah telah mengadakan berbagai sekolah, kursus-kursus, dan akademik-akademik yang khusus mendidik orang-orang yang akan ditugaskan menjadi guru di berbagai lembaga pendidikan, sesuai dengan wewenang ijazahnya masing-masing. Jelaslah bahwa ada bermacam-macam ijazah guru, sesuai dengan tingkat dan macamnya sekolah-sekolah yang ada yang dibutuhkan oleh masyarakat dan negara.
Dalam hal ini janganlah kita salah mengerti, menyangka bahwa pemerintah masih berpaham kolonial yang mau memecah belah guru-guru dengan mngadakan berbagai macam ijazah sekolah guru. Sama sekali bukan itu tentunya yang dimaksud oleh pemerintah kita. Justru sebaliknyalah. Sesuai dengan asas demokrasi di negara kita, perlulah pemerintah mengadakan bermacam-macam sekolah yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan masyarakat kita pada umumnya. Dengan demikian dapatlah terpenuhi macam-macam kebutuhan warga negaranya, sesuai dengan keinginan, kemampuan, dan pembawaannya masing-masing. Sebab, bagaimanapun juga, kita tidak dapat memungkiri bahwa di dalam setiap masyarakat yang sedang membangun dibutuhkan berbagai macam ahli untuk berbagai macam lapangan pekerjaan.
Kembali kita kepada ijazah sebagai syarat untuk menjadi guru. Ijazah bukanlah hanya semata-mata sehelai kertas saja. Ijazah adalah suatu bukti yang menunjukkan bahwa seseorang telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan-kesanggupan yang tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan atau pekerjaan.
Sudah dapatkah dipastikan bahwa setiap orang yang berijazah itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik? Tentu saja belum! Tiap-tiap seorang membutuhkan pengalaman-pengalaman dalam pekerjaannya untuk memperbaiki dan mempertinggi hasil pekerjaannya. Juga kita mengetahui bahwa tiap-tiap orang berbeda-beda temperamen, watak, dan kepribadiannya. Hal itu menyebabkan hasil dan kemajuan pekerjaan seseorang tidak sama pula. Ijazah yang sama tidak berarti bahwa cara dan hasil dari pekerjaan orang-orangnya sama pula.
Biarpun demikian, untuk menjadi seorang pendidik haruslah memiliki ijazah yang diperlukan. Itulah bukti bahwa yang bersangkutan telah mempunyai wewenang, telah dipercayai oleh negara dan masyarakat untuk menjalankan tugasnya sebagai guru.
b. Kesehatan jasmani dan rohani
Tiap-tiap pekerjaan membutuhkan syarat yang tertentu yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang melakukan pekerjaan itu dengan baik dan berhasil. Ingatlah akan syarat-syarat yang dituntut dari seseorang yang hendak melamar menjadi tentara, angkatan udara, angkatan laut, polisi, dan sebagainya. Kesehatan jasmani dan rohani adalah salah satu syarat yang penting bagi tiap-tiap pekerjaan. Orang tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik jika badannya selalu bisa diserang oleh suatu penyakit.
Sebagai calon gurupun syarat kesehatan itu merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Seorang guru yang berpenyakit menular akan membahayakan kesehatan anak-anak dan membawa akibat yang tidak baik dalam tugasnya sebagai pengajar dan pendidik. Seorang guru yang cacat matanya atau mukanya, akan mengakibatkan tertawa dan ejekan murid-muridnya yang sudah tentu akan mendatangkan hasil yang kurang baik bagi pendidikan anak muridnya. Juga seorang guru yang timpang, tidak dapat memberikan pelajaran gerak badan yang sebaik-baiknya kepada murid-muridnya.
Demikianlah kesehatan merupakan syarat utama bagi guru, sebagai orang yang setiap hari bekerja dan bergaul dengan dan diantara anak-anak.
c. Bertakwa kepada Tuhan YME dan berkelakuan baik
Di dalam GBHN 1983-1988 antara lain dinyatakan bahwa tujuan pendidikan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam undang-undang no. 12 tahun 1954 pasal 3 dinyatakan : tujuan pendidikan ialah membentuk manusia susila. ketakwaan terhadap tuhan YME, kesusilaan, watak atau budi pekerti yang baik, tidak mungkin diberikan oleh orang yang tidak berketuhanan YME atau taat beribadah menjalankan agamanya dan tidak berkelakuan baik. Pembentukan manusia susila yang takwa kepada tuhan YME hanya mungkin diberikan oleh orang-orang yang memiliki dan hidup sesuai dengan norma-norma agama dan masyarakat serta peraturan yang berlaku.
d. Guru haruslah orang yang bertanggung jawab
Hal ini berarti bahwa guru harus berusaha mendidik anak-anak menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang menginsafi tugasnya sebagai warga negara. Sebagai warga negara dari suatu negara demokratis, harus turut serta memikul tanggung jawab atas kemajuan dan kemakmuran negara dan bangsanya.
Sebagai seoarang guru tentu saja pertama-tama harus bertanggung jawab kepada tugasnya sebagi guru, yaitu mengajar dan mendidik anak-anak yang telah dipercayakan kepadanya. Di samping itu tidak boleh dilupakan tugas-tugasnya dan pekerjaan lain yang memerlukan tanggung jawabnya juga.
e. Guru harus berjiwa nasional
Bangsa indonesia terdiri dari beratus suku bangsa yang berlainan bahasa dan adat istiadatnya dan juga bangsa indonesia telah mengalami penjajahan selama ± 350 tahun yang memecah belah persatuan nasional.
Untuk menanamkan kembali perasaan dan jiwa kebangsaan itu merupakan tugas yang penting sekali bagi para guru dan para pendidik lainnnya.
Dalam hal menanamkan perasaan nasional itu guru hendaklah selalu ingat dan menjaga agar jangan sampai timbul chauvinisme yaitu perasaan kebangsaan yang sangat berlebih-lebihan. Salah satu alat yang utama untuk menanamkan perasaan kenasionalan ialah bahasa.
B. Sikap dan Sifat-sifat Guru yang Baik
Syarat-syarat seperti yang telah diuraikan diatas adalah syarat-syarat yang umum, yang sangat berhubungan dengan jabatan guru didalam masyarakat.
Disamping syarat-syarat tersebut,tentu saja masih banyak lagi syarat lain yang harus dimilki oleh guru jika kita menghendaki agar tugas pekerjaan guru mendatangkan hasil yang lebih baik. Berikut ini akan kita uraikan beberapa syarat guru yang lain yang lebih erat hubungannya dengan tugas guru disekolah yaitu sebagai berikut:
a. Guru harus adil
Seorang guru harus adil, misalnya dalam memperlakukan anak-anak didiknya harus dengan cara yang sama. Ia tidak membedakan anak yang cantik, anak saudara sendiri, anak orang berpangkat, atau anak yang menjadi kesayanganya. Perlakuan yang adil itu perlu bagi guru, misalnya dalam hal memberi nilai dan menghukum anak
b. Guru harus percaya dan suka kepada murid-muridnya
Seorang guru harus percaya kepada anak didiknya. Ini berarti bahwa guru harus mengakui dan menginsafi bahwa anak-anak adalah makhluk yang mempunyai kemauan dan mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatanya yang buruk yang menimbulkan kemauan untuk mencegah perbuatan yang buruk.
Jan Lighthart, seorang ahli didik yang terkenal, pernah berkata: ”semua pendidikan harus didasarkan atas keyakinan bahwa anak itu mempunyai kata hati. Jika keyakinan itu tidak ada tak perlulah orang mendidik. Orang yang lemah dapat dijadikan kuat, orang bodoh dapat dijadikan pandai , tetapi orang yang tidak punya kata tidak mungkin diperbaiki” demikian pula guru harus mencintai murid-muridnya. Anak-anak adalah makhluk yang tidak mempunyai cacat-cacat, kecuali cacat-cacat yang mereka harapkan dari kita untuk menghilangkannya, yaitu kebodohan, kedangkalan, dan kurang pengalaman. Hanya pendidik yang percaya dan mencintai anak didiknya yang dapat mendidik anak itu dengan hasil yang baik.
c. Guru harus Sabar dan Rela Berkorban
Sifat sabar perlu dimiliki oleh guru , baik dalam melakukan tugas, mendidik, maupun dalam menanti hasil dari jeri payahnya. Hasil pekerjaan tiap-tiap guru dalam mendidik seorang anak tidak dapat ditunjukan dan tidak dapat dilihat dengan seketika. Banyak usaha guru dalam mendidik anak-anak yang belum dapat kelihatan hasilnya sampai anak itu keluar sekolah. Banyak pula usaha atau jeri payah guru yang baru dapat dipetik buahnya setelah anak itu menjadi orang dewasa, setelah ia berdiri sendiri dalam masyarakat.
Sifat sabar dan rela berkorban itu ada pada seorang pendidik jika pendidik itu mempunyai rasa cinta terhadap anak didiknya.
d. Guru harus mempunyai Perbawa (gezag) terhadap anak-anak
Tanpa adanya gezag pada pendidik , tidak mungkin pendidikan itu dapat masuk kedalam hati sanubari anak-anak. Tanpa kewibawaan murid-murid hanya akan menuruti kehendak dan perintah gurunya karena takut atau karena paksaan. Jadi bukan karena keinsyafan atau kesadaran didalam dirinya.
e. Guru hendaklah orang yang Pengembira
Seorang guru hendaklah memiliki sifat suka tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa kepada murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya bagi seorang guru. Antara lain ia akan tetap memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar, anak-anak tidak lekas merasa bosan atau merasa lelah. Sifat humor yang pada tempatnya, merupakan pertolongan untuk memberi gambaran yang betul dari beberapa pelajaran. Humor hendaknya jangan digunakan untuk menjajah atau menguasai kelas sehingga dengan humor itu guru menjadi bertele-tele, mengelantur, lupa akan apa yang seharusnya diberikan dalam pelajaran itu.
Humor dapat mendekatkan guru dengan murid-muridnya, seolah-olah tak ada perbedaan umur, kekuasaan dan perseorangan. Mereka merupakan satu-kesatuan, merasakan kesenangan dan pengalaman bersama-sama. Jika kesatuan itu dapat diteruskan dan diadakan kembali dan digunakan untuk berpikir bersama maka boleh dikatakan guru itu berhasil usahanya.
f. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya.
Tingkah laku dan budi pekerti anak-anak sangat banyak di pengaruhi oleh suasana kalangan guru-guru. Jika guru-guru saling bertentangan, tidak mungkin dapat diambil sikap dan tindakan yang sama. Anak-anak tidak tahu apa yang dibolehkan dan apa yang dilarang.
Suasana baik diantara guru-guru nyata dari pergaulan ramah tamah mereka di dalam dan di luar sekolah. Mereka saling menolong dan kunjung mengunjungi dalam keadaan suka dan duka. Mereka merupakan keluarga besar, keluarga sekolah.
Terhadap anak-anak, masing-masing guru harus menjaga nama baik dan kehormatan teman sejawatnya. Bertindaklah bijaksna jika ada anak-anak atau kelas yang mengadukan kekurangan atau keburukan seorang guru kepada guru lain.
g. Bersikap baik terhadap masyarakat
Sekolah hendaknya menjadi cermin bagi masyarakat sekitarnya, dirasai oleh masyarakat bahwa sekolah itu adalah kepunyaannya dan memenuhi kebutuhan mereka.
Sekolah akan tetap asing bagi rakyat jika guru-gurunya memencilkan diri seperti siput dalam rumahnya (tidak suka bergaul).
h. Guru harus menguasia benar-benar mata pengajarannya.
Guru yang pekerjaannya memberikan pengetahuan-pengetahuan dan kecakapan-kecakapan kepada murid-muridnya, tidak akan dapat berhasil baik jika guru itu sendiri tidak selalu menambah pengetahuannya. Jadi sambil mengajar gurupun sambil belajar.
i. Guru harus suka kepada mata pelajaran yang diberikannya.
Di sekolah menengah yang umumnya yang memakai guru-vak (tiap-tiap guru memegang satu atau dua mata pelajaran yang disukainya), hal ini tidak menjadi kesulitan tetapi di sekolah rendah berlainan keadaannya tiap-tiap guru hendaklah berusaha supaya menyukai pelajaran-pelajaran yang diberikan kepada murid-muridnya.
Mengajarkan mata pelajaran yang disukai murid hasilnya lebih baik dan mendatangkan kegembiraan bagi murid, daripada sebaliknya, di sekolah menengah hal ini penting bagi guru untuk memilih mata pelajaran apa yang disukainya yang akan di ajarkannya. Mungkin bagi guru baru, mula-mula apa saja yang disanggupinya.
j. guru hendaklah berpengetahuan luas
Guru haruslah seorang yang memiliki perhatian intelektual yang luas dan tak kunjung padam. Pekerjaan guru berlainan dengan pegawai kantor lainnya. Para guru hendaklah dapat melihat lebih banyak lagi, memikir lebih banyak lagi, dan mengerti lebih banyak dari pada orang lain dalam masyarakat tempat dia hidup. Pendeknya ia harus mengetahui lebih banyak tentang dunia ini.
Guru mempunyai dua fungsi istimewa yang membedakannya dari pegawai,dan pekerja lainnya dalam masyarakat.
Fungsi pertama: mengadakan suatu jembatan antara sekolah dan dunia ini. Dalam hal ini jalan yang terbaik bagi guru ialah menghubungkan dirinya sendiri dengan kejadian-kejadian dan keadaan, serta kemajuan di masyarakat. Guru itu sendiri hendaklah seorang yang tidak menjemukan, tetapi hendaklah seorang yang selalu mencari dan menambah pengetahuannya, menuruti kemajuan zaman dan masyarakatnya.
Fungsi kedua: mengadakan hubungan dengan masa muda dan masa dewasa. Ia harus dapat ”menafsirkan“ kehidupan seorang dewasa kepada para pemuda sedemikian rupa sehingga mereka akan menjadi dewasa pula, untuk itu guru harus hidup dalam dua dunia, yaitu dunia anak-anak atau pemuda dan dunia orang dewasa.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sekilas paparan diatas hanyalah sebuah ilmu pengetahuan yang harus diketahui oelh umat manusia. Namun, makalah ini akan lebih berarti jika dketahui dan di amalkan. Pendidikan merupakan masalah yang angat penting bagi kehidu[pan. Bukan saja sangat penting bahkan masalah pendidikan itu tidak dapat dipishkan dalam kehidupan. Maju mundurnya suatu bangsa sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan itu. Disinilah peran guru sangat penting yaitu guru sebagai pendidik.
Syarat menjadi guru yang baik yaitu tidak hanya dapat mengajar tapi juga mendidik. Syarat-syarat yang lain yaitu memiliki ijasah dan juga sehat jasmani dan rohani, taqwa, bertanggung jawab,dan berjiwa nasional. Sedangkn sikap-sikap guru yang baik yaitu harus adil, percaya dan suka pada muridnya, sabar dan rela berkorban,perbawa, pengembira, baik terhadap guru lain dan masyarakat, menguasai mata pengajaran, dan berpengetahuan luas.
B. SARAN
Menjadi seorang guru merupakan tugas yang mulia, bila dibandingkan perkerjaan yang lain. Hal ini ditinjau dari sudut masyarakat, dan negara maupun keagamaan. Oleh sebab itu hendaknya kita menghormati guru kita karena guru adalah pahlawan meskioun tanoa tanda jasa.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim.Drs.M. MP. 1985 .ILMU PENDIDIKAN. Jakarta: Medio.
Ahmadi, Abu. Drs. H .dan Uhbiyati, Nur.Dra. ILMU PENDIDIKAN. Semarang: RINEKA CIPTA
Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Implikasi Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
dalam Penyelenggaraan Pendidikan
Dalam penyelenggaraan pendidikan harus memperhatikan faktor kehidupan di lingkungan remaja sekalipun penyelenggaraan pendidikan diakui tidak mungkin memenuhi tuntutan dan harapan seluruh faktor yang berlaku tersebut.
- Pendidikan yang berlaku di Indonesia umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Klsikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua remaja yang tergabung di dalam kelas. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian di dalam penyelenggaraan pendidikan adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum remaja.
- Usaha yang perlu dilakukan di dalam penyelenggaraan pendidikan adalah :
1) Bimbingan karir;
2) Memberikan latihan-latihan praktis;
3) Penyusunan kurikulun yang komprehensip.
c. Keberhasilan dalam memilih pasangan hidup perlu mengembangkan model keluarga yang ideal maka perlu dilakukan :
1) Bimbingan tentang cara pergaulan;
2) Bimbingan siswa untuk memahami norma yang berlaku.
d. Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial kemasyarakatan perlu dilakukan melalui organisasi pemuda, pertemuan dengan orang tua secara periodik, dan pemantapan pendidikan agama baik di dalam maupun di luar sekolah.
Langganan:
Postingan (Atom)